Berita Terbaru :

Rabu, 19 Oktober 2011

Cara Menghilangkan Pesan Windows Genuine Advantage (WGA)

Berikut ini saya akan coba sampaikan cara Menghilangkan Pesan Windows Genuine Advantage (WGA). Pesan WGA ini muncul apabila anda menggunakan windows bajakan dan anda terhubung dengan internet sehingga apabila auto update windowsnya ON maka windows secara otomatis akan mengupdate dirinya. Padahal sebenarnya fasilitas update ini hanya boleh untuk windows yang original / asli. Dengan update otomatis ini, maka windows akan terdeteksi bajakan oleh microsoft.com dan muncullah pesan Windows Genuine Advantage (WGA) ini.



Kalau sudah terlanjur terus gimana ya ...?

Berikut Cara Menghilangkan Pesan Windows Genuine Advantage (WGA) :


  • Download Aplikasi Remover WGA. Silahkan Download via Link di bawah ini, namun anda akan diarahkan ke adf.ly terlebih dahulu kemudian tunggu sekitar 5 detik dan cari tombol SKIP AD yang berada di sebelah kanan atas monitor anda.
  • Jalankan Remover WGA yang baru saja anda download ini dengan cara dobel klik saja. 
  • Windows akan secara otomatis merestart dirinya.
  • Matikan fasilitas update otomatis windows di control panel.


  • Selesai.
Selamat mencoba .......
sumber : http://www.ekohasan.blogspot.com 

RINGKASAN MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN


            Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, yang memiliki kedudukan sebagai wakil Allah SWT di dunia ini. Manusia memiliki ciri khas yang berbeda dengan hewan dengan makhluk lainnya. Gambaran-gambaran yang benar dan jelas tentang manusia sangat perlu dimiliki oleh tenaga pendidik karena adanya perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagainya lebih-lebih lagi dimasa mendatang.
            Sifat hakekat manusia merupakan ciri-ciri karakteristik yang membedakannya dengan hewan. Manusia diharuskan untuk menyadari diri agar potensi-potensi yang ada dalam dirinya dapat dikembangkan. Manusia juga memiliki banyak sifat dan memliki berbagai macam sifat-sifat. Mereka mempunyai sifat-sifat yang tercela dan sifat yang terpuji. Untuk tenaga pendidik sangat perlu dimiliki sifat-sfat terpuji tersebut karena dalam proses mengajar hal itu sangat perlu.
            Manusia menjalin hubungan dengan dirinya sendiri, Tuhan dan dengan sesamanya. Tujuan dari menjalin hubungan tersebut agar manusia dapat melakukan interaksi dengan lingkungannya dan mengenal lingkungan sekitarnya. Adanya sifat-sifat hakekat manusia memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi daripada hewan dan sekaligus menguasai hewan. Itulah mengapa manusia memliki derajat lebih tinggi daripada hewankarena manusia memliki ilmu. Dalam Al Qur’an surah Al Mujadilah mengatakan mengatakan bahwa Allah akan mengangkat derajat-derajat orang yang berilmu. Hakekat manusia yang paling istimewa adalah kemampuan menghayati kebahagiaan pada manusia. Sifat manusia dapat tumbuh melalui suatu pendidikan. Begitupun dengan ilmu, ilmu itu akan muncul melalui pendidikan.

BUDAYA DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM


1.      Pengertian Budaya dalam Kurikulum.
Terdapat hubungan antara pendidikan dengan masyarakat dan kebudayaannya. Kebudayaan menentukan arah, isi dan proses pendidikan (sosialisasi  atau enkulturasi). Sedangkan  pendidikan memilki fungsi konservasi dan atau fungsi kreasi (perubahan, inovasi) bagi masyarakat dan kebudayaannya.
2.      Budaya Sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum.
Pendidikan dan proses warisan budaya Sebagai unsur  vital dalam kehidupan manusia yang beradab, kebudayaan mengambil unsur-unsur pembentuknya dari segala ilmu pengetahuan yang dianggap betul-betul vital dan sangat diperlukan dalam menginterpretasi semua yang ada dalam kehidupannya. Hal ini diperlukan sebagai modal dasar untuk dapat beradaptasi dan mempertahankan kelangsungan hidup (survive). Dalam kaitan ini kebudayaan di pandang sebagai nilai-nilai yang diyakini bersama dan terinternalisasi dalam diri individu sehingga terhayati dalam setiap perilaku. Nilai-nilai yang dihayati ataupun ide yang diyakini tersebut bukanlah ciptaan sendiri dari setiap individu yang menghayati dan meyakininya, semuanya itu diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar merupakan cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi. Proses pewarisan tersebut dikenal dengan proses sosialisasi atau enkulturasi (proses pembudayaan).

Rabu, 12 Oktober 2011

POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL


A.    POPULASI
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari daan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek/subyek dan benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajarim tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di kelas X, maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya., misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasi dan lain-lain, dan juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkam dan lain-lain.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpin itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup di ambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.
Dalam penentuan populasi kita dibantu oleh empat faktor untuk mendefinisikan dengan tepat (Manase Mallo,1986:150),  yaitu: isi, satuan, cakupan (skop) dan waktu. Contoh: Dalam suatu penelitian mengenai Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Bekasi pada tahun 2002, penelitian dapat menetapkan populasi penelitiannya sebagai berikut:
1.      Semua PNS (Isi)
2.      yang bukan sebagai tenaga honorer maupun kontrak (Satuan)
3.      Di Kabupaten Bekasi (Cakupan)
4.      Pada tahun 2002 (Waktu)
B.     Jenis populasi
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan di atas, populasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa aspek:
  1. Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi tak etrbatas. Populasi terbatas adalah sumber data yang jelas batasannya secara kuantitatif, sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya. Populasi ini memiliki cirri terbatas. Contoh: Tiga juta wanita Indonesia pada tahun 1985; dengan karakteristik: mengikuti program KB. Populasi tak terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh: Narapidana di Indonesia, Pengangguran di Indonesia. 
  2. Berdasarkan sifat populasi, dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Dua jenis ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Contoh: Buruh tani penggarap, PNS golongan III A, Dosen Ilmu Pemerintahan dan lain-lain. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada umumnya, populasi yang heterogen terjadi pada penelitian di bidang sosial dan objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia. Contoh: Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Garut. 
  3. Berdasarkan pembedaan lain, dapat dibedakan menjadi populasi target dan populasi survei . Populasi target adalah merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah penelitian sebelum penelitian dilakukan. Populasi target ini tidak sepenuhnya dapat dipenuhi di lapangan. Bisa saja salah satu cirri-ciri populasi yang kita tentukan tidak kita temukan dalam kenyataannya di lapangan. Sehingga kita hanya mendasari pada beberapa cirri saja dari populasi yang sudah kita tentukan untuk kemudian dijadikan populasi penelitian (populasi survei).Dengan demikian dapat dikatkan bahwa Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang dilakukan.Contoh: Seseorang ingin mengadakan penelitian tentang sikap terhadap Keluarga Berencana (KB). Dalam penelitian tersebut ia ingin mendapat informasi dari masyarakat di suatu Kabupaten (populasi target). Tetapi setelah turun ke lapangan , ia menemukan kenyataan ada satu kecamatan yang masyarakatnya tidak mau memberikan jawaban (menolak). Hal ini terjadi mungkin karena masih ada kepercayaan masyarakat dalam kecamatan tersebut yang tidak menyetujui adanya KB. Kini populasi penelitiannya yang sudah ditetapkan menjadi berkurang, maka ia hanya berhasil mengumpulkan informasi dari beberapa kecamatan saja, ini merupakan populasi survei.
C.     TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
Untuk Penelitian Kuantitatif secara garis besar ada dua teknik sampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama (Probability sampling) bagi setiap unsur ( anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
  1. Simple random sampling. Teknik ini mengambil sampel secara acak tanpa memperhatikan strata atau pembagian dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
  2. Proportionate Stratified random sampling,Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Setelah populasi distratakan secara bermakna, sampel anggota dari setiap strata dapat diambil dengan menggunakan prosedur seperti dalam pengambilan sampel acak sederhana. Subyek yang diambil dari tiap strata harus proporsional sesuai jumlah elemen dalam strata. 
  3. Disproportionate Stratified random sampling, Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi yang berstrata tetapi kurang proporsional. Alasan peneliti memakai teknik ini karena khawatir bahwa sampel tidak mencerminkan bagaimana seluruh anggota pada tingkatan strata. Keputusan pengambilan sampel ini dibuat entah ketika suatu atau beberapa strata terlalu kecil atau terlalu besar, atau ketika terdapat lebih banyak variabilitas yang ditaksir dalam strata tertentu
  4.   Disproportionate Stratified random sampling, Teknik ini mengambil sample dari cluster atau elemen yang telah tersedia. Hampir sama seperti stratified random sampling hanya saja dalam teknik ini cluster atau elemennya sudah ada, sedangkan pada stratified random sampling, elemennya harus ditentukan dahulu. Oleh karena itu, dibanding dua teknik sebelumnya, teknik ini lebih murah karena cluster atau elemennyasudahtersedia.
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama (Nonprobability sampling) bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
  1. Systematic sampling, Teknik pengambilan sample berdasarkan urutan tertentu secara sistematis dari populasi dengan pengambilan urutan pertama secara acak. Teknik ini mudah dilakukan daripada simpel random sample dan stratified random sample, terutama apabila kerangka sample (sample frame) tidak dapat diketahui.
  2. Quota sampling, Teknik untuk menentukan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Pengambilan sampel kuota memastikan bahwa kelompok tertentu secara mamadai terwakili dalam penelitian melalui penggunaan kuota. Kouta yang ditentukan bagi setiap bagian kelompok adalah berdasarkan total jumlah setiap kelompok dalam populasi. 
  3. Purposive sampling,Teknik penentuan sampel berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu, misal akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sample data adalah orang yang ahli makanan. Teknik sample ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

Kamis, 06 Oktober 2011

TUJUAN DAN PERKEMBANGAN PUSAT SUMBER BELAJAR


1.     Cari tujuan Pusat Sumber Belajar
Jawab :
      Tujuan pusat sumber belajar adalah sebaagai berikut :
a.       Tujuan PSB yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar secara maksimal dan melembaga.
b.      Menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas tradisional
c.       Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban institusional lainnya
d.      Memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindak lanjut untuk pengembangan sistem pembelajaran yang ada.
e.       Melaksanakan latihan untuk para tenaga pengajar mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi teknologi dalam proses pembelajaran.
f.       Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media pendidikan.
g.      Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan berbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan efesien
h.      Menyediakan pelayanan produksi bahan ajar
i.        Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desai fasilitas sumber belajar.
j.        Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber belajar
k.      Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan
l.        Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media dan peralatannya.
m.    Menyediakan pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan efektifitas berbagai cara pengajaran.

Minggu, 02 Oktober 2011

MANAJEMEN SISTEM PELATIHAN


 ARTI MANAJEMEN MENURUT PARA AHLI
a.      Menurut ordway tead yang disadur oleh drs. H. Rosyidi dalam buku “Organisasi Dan Management“, definisi manajemen adalah “proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan “.
Sumber: http://Danukusumapraja.wordpress.com/
b.      Menurut “Marry Parker Follet” :“Manajemen Sebagai Seni Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Melalui Orang Lain”.
Sumber : http:// ichaledutech.blogspot/pio_123_slide_pelatihan

“ PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN”


            Perubahan kebudayaan mencakup 3 proses utama seperti yang dikenal oleh para antropolog, yaitu originasi, difusi, dan reintrepetasi. Originasi adalah penemuan elemen-elemen baru (discovery dan invention) dalam satu budaya. Pendidikan progresif umpamanya, berasal sebagian besar Amerika Serikat. Difusi adalah peminjaman elemen-elemen baru budaya baru dan kebudayaan lain, seperti pengambilan metode Montessori dari italia oleh para pendidik Amerika. Rainterpretasi adalah modifikasi elemen-elemen budaya yang ada untuk memenuhi tuntunan zaman, seperti peningkatan bantuan pemerintah federfil untuk pendidikan. Tanpa sebuah budaya sangat terintegrasi, budaya tersebut tidak akan bereaksi secara total terhadap sebuah perubahan,  betapapun pentingnya.
            Kita dapat melihat dua bentuk tata nilai-nilai, yang mungkin atau tidak mungkin bersamaan: yang pertama yaitu yang dapat dipuaskan dengan inovasi teknologi; kedua  adalah sejumlah nilai yang telah mapan (yang kedua ini tidak selalu diungkapkan dalam inovasi yang ada sekarang, tetapi disangsikan lagi sebagiannya merupakan hasil/ akibat temuan teknologi masa lalu).

PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT MODERN DAN SEDERHANA


                Kebudayaan jauh lebih luas dari pengetahuan individu, sehingga tak seorangpun dapat mengetahui lebih dari sebagian kecil dari padanya, namun kebudayaan demikian goyahnya sehingga kebudayaan tersebut hampir dapat dirobah seluruhnya dalam beberapa generasi. Jika karena beberapa alasan, seperti penaklukan oleh kekuasaan asing, orang muda gagal menerima warisan budayanya, maka budaya dari orang tuanya akan punah.
      A.      Beberapa Karakteristik Universal Dari Pendidikan
                Hampir semua kegiatan belajar yang sadar dari manusia mengandung tiga proses yaitu mendengarkan, memperhatikan, dan melakukan. Kebudayaan-kebudayaan tertentu memberikan penekanan yang berlainan terhadap sati atau terhadap yang lain dari proses-proses ini dan besarnya tekanan yang mereka berikan pada salah satu atau yang lainnya dalam mempelajari hal-hal tertentu. Dalam pendidikan Barat masa kini anak-anak membaca lebih banyak dari pada memperhatikan dan mendengar, meskipun keseimbangan bergesar sedikit karena pemakaian televise sebagai media dan karena banyak pendidikan terdiri dari “belajar melalui bekerja”.  

NILAI DAN PERSPEKTIF ALTERNATTF TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


Pada umumya nilai-nilai yang ada akan berfungsi sebagai landasan berfikir dan berbuat. Nilai-nilai ini mungkin berasal dari pelatihan dan pengalaman kerja yang sama, pembudayaan dari teori-teori atau karakteristik pribadi orang yang tertarik terhadap Teknologi Pembelajaran . Secara khusus, nilai-nilai yang mempengaruhi terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran, yaitu : (a) replikabilitas pembelajaran; (b) individualisasi; (c) efisiensi; (d) penggeneralisasian proses isi lintas; (e) perencanaan terinci; (f) analisis dan spesifikasi; (g) kekuatan visual; (h) pemanfaatan pembelajaran bermedia.
Konsep paradigma alternatif dalam menemukan pengetahuan baru-baru ini telah menjadi fokus utama dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam perpektif ilmiah, paradigma alternatif ini memiliki kecenderungan untuk menerima metodologi penelitian kualitatif, penelitian fenomenologis dan gerakan ke arah psikologi kontruktivis. Teknologi pembelajaran juga merasakan pengaruh ini, sebagai contoh Striebel (1991) mengemukakan pendapatnya bahwa komputer bukanlah hanya sekedar bentuk sistem penyampaian, tetapi sebagai suatu lingkungan yang memiliki nilai-nilai tertentu dengan segala kecenderungannya. Bowers (1988) juga memberikan suatu tantangan yang meragukan bahwa teknologi betul-betul bersifat netral dan dapat dibentuk untuk memenuhi segala tujuan yang diinginkan.

SINOPSIS SINETRON PENDIDIKAN


SINOPSIS SINETRON KETIKA CINTA BERTASBIH EPISODE 1
Sore itu Masjid Pesantren Daarul Qur’an penuh sesak oleh jamaah yang mengaji kitab Tafsir Ayatul Ahkam. Pengisinya adalah Kyai Muda menantu Kyai Luthfi, yaitu Ustadz Khairul Azzam. Dengan bahasa yang enak dan indah, Azzam mengulas Surat An Nuur, ayat 30 . Pulang dari mengajar para santri Tafsir Ayatul Ahkam karya Syaikh Ali Ash Shabuni, Azzam mendapati Anna sedang merenung di ruang tengah. Azzam menanyakan kepada istrinya apa yang direnungkannya. Apakah istrinya sudah rindu kepada abah dan uminya yang baru setengah bulan di tanah suci untuk menunaikan nadzarnya? Anna menjawab sama sekali tidak. Anna lalu menjelaskan bahwa dirinya agak sedih sudah sekian bulan menikah dengan Azzam tidak juga tampak tanda-tanda kehamilan. Anna membandingkan dengan temannya yang menikah dua bulan setelahnya kini sudah hamil tiga bulan. Azzam tersenyum melihat begitu kuatnya keinginan Anna untuk segera punya anak. Anna meminta kepada Azzam untuk konsultasi dan periksa ke dokter. Azzam tidak mau. Tetapi Anna setengah memaksa dengan pelbagai macam dalih. Yang intinya jika ada kelainan bisa dideteksi lebih dini jadi punya waktu untuk mengobatinya. Akhirnya Azzam menyerah pada kemauan istrinya. Mereka sepakat paginya akan ke dokter. Dan sebelum tidur Azzam mengajak istrinya untuk shalat witir dahulu. Paginya mereka ke rumah sakit. Azzam diperiksa dokter Amir. Sementara Anna diperiksa dokter spesialis kandungan, dr. Evy Kusumadewi. Azzam dikatakan sehat, tidak ada masalah dengan alat reproduksinya.

EVALUASI FILM


“SINOPSIS”
Harry Potter telah berjalan jauh meninggalkan fantasi kanak-kanaknya, seiring dengan perkembangan usia dirinya dan penggemarnya. Tigabelas tahun berlalu sejak terbitnya buku pertama karya JK Rowling itu, dan 9 tahun sejak versi layar lebarnya menjadi fenomena di seluruh dunia, tibalah kini saat untuk berpisah. Film terakhir Harry Potter ini dipecah dua, dan bagian pertamanya tampil sebagai sebuah drama fantasi yang lebih matang, dewasa dan “manusiawi” dibandingkan film-film sebelumnya, tanpa kehilangan daya sihirnya.
‘Harry Potter and the Deathly Hollows Part 1′ dibuka dengan pidato Menteri Sihir Rufus Scrimgeour (Bill Nighy) yang menegaskan bahwa situasi masih aman dan terkendali. Ini seperti sebuah bantahan untuk menenangkan rakyat yang sebenarnya tengah dikuasai oleh kekuatan-kekuatan jahat dari alam kegelapan. Alkisah, setelah kematian Profesor Dumbledore, kekuatan Lord Voldemort (Ralph Fiennes) semakin merajalela, menanamkan kuku-kuku jahatnya di Kementerian Sihir, dan melanjutkan usahanya untuk membunuh Harry Potter.

KTSP SEBAGAI PRODUK KURIKULUM MUTAKHIR


Perubahan kurikulum sering dilakukan oleh pemerintah. Tujuannya untuk meningkatkan mutu/kualitas pendidikan nasional. Sejak tahun 2006 lalu, KTSP (kurikulum Tingkat Satuan pendidikan) merupakan kurikulum resmi yang harus diimplementasikan para pendidik di sekolah/madrasah. Dengan munculnya kebijakan kurikulum baru tersebut berarti para praktisi dan pengembang pendidikan harus di update kembali agar mereka menyesuaikan diri dengan kebijakan mutakhir tersebut.
Di tengah penerapan kurikulum baru tersebut, kini masih terjadi diskusi dan kajian bagi para praktisi dan konseptor pendidikan. Mereka masih disibukkan membicarakan tentang seluk-beluk KTSP. Model kurikulum ini akan memberi ruang kepada sekolah untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya agar implementasi kurikulum dan sasaran pembelajarannya sesuai kebutuhan masyarakat dan stakeholders.