BAB II
JENIS-JENIS PENELITIAN KUALITATIF
Setelah
Mahasiswa mengikuti perkuliahan diharapkan mampu :
1.
Menyebutkan
Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
2.
Menjelaskan
Jenis-jenis penelitian kualitatif
3.
Mennjelaskan
kelebihan & kelemahan study kasus
4.
Mengidentifikasi
contoh Study Kasus dalam bidang pendidikan
|
Jenis penelitian kualitatif,
yakni etnografi (ethnography), studi kasus (case studies),
studi dokumen/teks (document studies), observasi alami (natural
observation), Grounded theory & Fenomenologi.
A.
ETNOGRAFI (ETHNOGRAPHY)
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok social. Etnografi juga merupakan studi yang sangat mendalam tentang
perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial
tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya.
Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang
dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku
seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Peneliti meneliti cirri khas
dan kebiasaan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Data diperoleh dari
observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan,
wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen
atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain
dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan,
data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi
yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat
antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli
pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di
sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.
Artinya etnografi ini lebih terkhusus kepada apa yang menjadi
pedoman bagi masyarakat dan dinamika-dinamika social yang ada di masyarakat.
Seperti yang dikatakan bahwa etnografi cocok digunakan di bidang pendidikan,
karena sekolah-sekolah mempunyai satu cirri khas tersendiri artinya sekolah
memiliki kebudayaan tersendiri yang tidak melupakan kebudayaan yang ada
didaerah setempatnya.
B.
STUDI KASUS
(CASE STUDIES)
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang
individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya
dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan
mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya
dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data
penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi,
dan arsif. Studi kasus bisa dipakai untuk meneliti sekolah di tengah-tengah kota
di mana para siswanya mencapai prestasi akademik luar biasa.
Studi kasus dapat juga digunakan untuk meneliti bagaimana aspek
psikologis siswa yang bermasalah. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
salah satu contoh studi kasus yang saat ini banyak di gunakan oleh guru untuk
meneliti siswa-siswanya. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan
kasusu yang dipelajari berupa program, peristiwa atau individu.
a. Pengertian
Studi Kasus
Menurut Stake (dalam
Denzin & Lincoln, 1994:236), studi kasus tidak selalu menggunakan
pendekatan kualitatif, ada beberapa studi kasus yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Stake, dalam membahas studi kasus, akan menekankan pendekatan
kualitatif, bersifat naturalistik, berbasis pada budaya dan minat fenomenologi.
Studi kasus bukan merupakan pilihan metodologi, tetapi pilihan masalah yang
bersifat khusus untuk dipelajari. Terdapat contoh masalah yang dapat bersifat
kuantitatif, misalnya; anak yang sakit, dokter mempelajari anak yang sakit
dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun catatan dokter lebih
bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif. Contoh lain studi tentang anak yang
diabaikan (neglected child) dapat bersifat kualitatif maupun
kuantitatif, walaupun catatan pekerja sosial lebih bersifat kualitatif ketimbang
kuantitatif. Sebagai suatu bentuk penelitian, pemilihan studi kasus lebih
ditentukan oleh ketertarikan pada kasus-kasus yang bersifat individual, bukan
oleh pemilihan penggunaan metode penelitian. Hal ini dapat dilihat dari
penjelasan Stake sebagai berikut: “Some case studies are qualitative
studies, some are not. In this chapter I will concentrate on case studies where
qualitative inquiry dominates, with strong naturalistic, holistic, cultural,
phenomenological interests. Case study is not a methodological choice, but a
choice of object to be studied. We could study it in many ways. The physician
studies the child because the child is ill. The child’s symptoms are both
qualitative and quantitative. The physician’s record is more quantitative than
qualitative. The social worker studies the child because the child is
neglected. The symptoms of neglect are both qualitative and quantitative. The
formal record the social worker keeps in more qualitative than quantitative. In
many professional and practical fields, cases are studied and recorded. As a
form of research, case study is defined by interest in individual cases, not by
methods of inquiry used.”
Selanjutnya, Stake
menjelaskan bahwa nama studi kasus ditekankan oleh beberapa peneliti karena
memokuskan tentang apa yang dapat dipelajari secara khusus pada kasus tunggal.
Penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang
dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. Hal ini dapat dilihat dari
penjelasan Stake sebagai berikut: “The name case study is emphasized by some
of us because it draws attention to the question of what specifically can be
learned from the single case. That epistemological question is the driving
question of this chapter: What can be learned from the single case? I will
emphasize designing the study to optimize understanding of the case rather than
generalization beyond.”
Lebih lanjut, Stake
menjelaskan tentang identifikasi kasus bahwa kasus dapat bersifat sederhana
tetapi dapat juga bersifat kompleks. Kasus dapat bersifat tunggal misalnya
hanya terkait dengan seorang anak, atau banyak misalnya satu kelas, atau
bersifat kompleks misalnya kaum profesional yang mempelajari anak dalam masa
kanak-kanak. Waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari dapat pendek atau panjang,
tergantung waktu untuk berkonsentrasi. Setelah menentukan mempelajari suatu
kasus, peneliti seyogyanya terlibat secara mendalam pada kasus tersebut. Hal
ini dpat dibaca penjelasan Stake sebagai berikut: “A case may be simple or
complex. It may be a child or a classroom of children or a mobilization of
professionals to study a childhood condition. It is one among others. In any
given study, we will concentrating our inquiry on the one may be long or short,
but while we so consentrate, we are engaged in case study.”
Selanjutnya, Stake
menjelaskan bahwa apabila ingin mempelajari suatu kasus, tidak mungkin memahami
secara mendalam tanpa mengetahui tentang kasus-kasus lain. Tetapi apabila
sumber daya terbatas, maka lebih baik hanya berkonsentrasi memahami
kompleksitas satu kasus saja tanpa harus melakukan perbandingan antar
kasus-kasus tersebut. Apabila mempelajari lebih dari satu kasus, maka sebaiknya
penelitian berkonsentrasi pada kasus tunggal. Hal ini dapat dilihat dari
penjelasan Stake sebagai berikut: “Ultimately we may be more interested in
phenomenon or population of cases than in the individual case. We cannot
understand this case without knowing about other cases. But while we are
studying it, our meager resources are concentrated on trying to understand its
complexities. For the while, we probably will not study comparison cases. We
may simultaneously carry on more one case study, but each case study is
concentrated inquiry into a single case.”
Stake
mengidentifikasikan adanya 3 (tiga) tipe studi kasus. Yang pertama disebut
studi kasus intrinsik, yaitu studi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
dari kasus yang khusus, hal ini disebabkan karena seluruh kekhususan dan
keluarbiasaan kasus itu sendiri menarik perhatian. Tujuan studi kasus intrinsik
bukan untuk memahami suatu konstruksi abstrak atau konstruksi fenomena umum
seperti kemampuan membaca (literacy), penggunaan obat-obatan oleh remaja
atau apa yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. Tujuannya bukan untuk
membangun teori, meskipun pada waktu lain peneliti mungkin mengerjakan hal
tersebut. Studi dilakukan karena ada minat intrinsik di dalamnya, sebagai
contoh anak luar biasa, konferensi, klinik, atau kurikulum. Apa yang
dikemukakan ini dapat dilihat dari dengan penjelasan Stake sebagai berikut: “Different
researchers have different purposes for studying cases. To keep such
differences in mind, I find it useful to identify three types of study. In what
we may call intrinsic case study, study is undertaken because one wants better
understanding of its particular case. It is not undertaken primarily because
the case represents other cases or illustrates a particular trait or problem,
but because, in all its particularity and ordinariness, this case itself is of
interest. The researcher temporarily subordinates other curiosities so that
case may reveal its story. The purpose is not to come to understand some
abstract constructs or generic phenomenon, such as literacy or teenage drug use
or what a school principal does. The purpose is not theory building – though at
other times the researcher may do just that. Study is undertaken because of
intrinsic interest in, for example, this particular child, clinic conference or
curriculum.”
Studi kasus yang kedua
disebut studi kasus instrumental (instrumental case study), adalah kasus
khusus yang diuji untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu
masalah (issue) atau untuk memperbaiki teori yang telah ada. Walaupun
studi kasus ini kurang diminati, ia memainkan peran yang mendukung,
memasilitasi pemahaman terhadap sesuatu yang lain (minat eksternal). Kasusnya
dilihat secara mendalam, dan konteksnya diteliti secara cermat,
aktivitas-aktivitas untuk mendalami kasus tersebut dilakukan secara rinci,
karena kasus ini membantu pemahaman tentang ketertarikan dari luar (minat
eksternal). Dasar pemilihan mendalami kasus ini dikarenakan kasus ini
diharapkan dapat memperluas pemahaman peneliti tentang minat lainnya. Hal ini
disebabkan karena para peneliti bersama-sama mempunyai beberapa minat yang
selalu berubah-ubah yang tidak membedakan studi kasus intrinsik dari studi
kasus instrumental dan bertujuan memadukan keterpisahan di antara keduanya. Hal
ini dapat dibaca dalam penjelasan Stake sebagai berikut: “In what we may
call instrumental case study, a particular case is examined to provide insight
into an issue or refinement of theory. The case of secondary interest; it plays
a supportive role, facilitating our understanding of something else. The case
is often looked at in depth, its contexts scrutinized, its ordinary activities
detailed, but because this helps us pursue the external interest. The case may
be seen as typical of other cases or not. (I will discuss the small importance
of typicality later.) The choice of case is made because it is expected to advance
our understanding of that other interest. Because we simultaneously have
several interests, often changing, there is no line distinguishing intrinsic
case study from instrumental; rather, a zone of combined purpose separates
them.”
Studi kasus ketiga
adalah studi kasus kolektif (collective case study), yaitu penelitian
terhadap gabungan kasus-kasus dengan maksud meneliti fenomena, populasi, atau
kondisi umum. Ini bukan merupakan kumpulan studi instrumental yang diperluas
pada beberapa kasus. Studi kasus kolektif memerlukan kasus-kasus individual
dalam kumpulan kasus-kasus diketahui lebih dahulu untuk mendapatkan
karakteristik umum. Kasus-kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus tersebut
mempunyai ciri-ciri yang sama atau berbeda, masing-masing mempunyai kelebihan
dan bervariasi. Kasus-kasus tersebut dipilih karena dipercaya bila memahami
kasus-kasus tersebut akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik, penyusunan
teori yang lebih baik tentang kumpulan kasus-kasus yang lebih luas. Hal ini
dapat dibaca pada penjelasan Stake sebagai berikut: “With even less interest
in one particular case, researchers may study a number of cases jointly in
order to inquire into the phenomenon, population, or general condition. We
might call this collective case study. It is not the study of collective but
instrumental study extended to several cases. Individual cases in the
collection may or may not be known in advance to manifest the common
characteristic. They may be similar or dissimilar, redundancy and variety each
having voice. They are chosen because it is believed that understanding them
will lead to better understanding, perhaps better theoritizing, about a still
larger collection of cases.”
Selanjutnya mengenai
studi kekhususan, Stake menjelaskan bahwa peneliti kasus mencari tahu tentang
apa yang bersifat umum dan apa yang bersifat khusus dari kasus tersebut, tetapi
hasil akhir dari kasus tersebut biasanya menampilkan sesuatu yang unik.
Keunikan tersebut mungkin meresap dan meluas kepada:
–
Hakikat suatu kasus
–
Latar belakang sejarah kasus tersebut
–
Latar (setting) fisik
–
Konteks-konteks lainnya, termasuk
ekonomi, politik, hukum, dan estetika
–
Kasus lainnya bilamana kasus tersebut
berkaitan dengan kasus yang dipelajari
–
Informan-informan dipilih dari
orang-orang yang mengetahui kasus ini
Untuk mempelajari kekhususan suatu kasus,
keseluruhan data tersebut harus dikumpulkan.
Keunikan, kekhususan dan perbedaan tidak disukai
secara meluas. Studi kasus dirugikan oleh orang-orang yang kurang menghargai
kekhususan. Banyak ahli ilmu pengetahuan sosial telah menulis tentang studi
kasus, seolah-olah studi kasus khusus tidak sepenting studi kasus lainnya yang
diarahkan guna menghasilkan generalisasi. Studi kasus dianggap merupakan
tipifikasi dari kasus-kasus lainnya sebagai eksplorasi yang mengawali
studi-studi yang dapat menghasilkan generalisasi, atau hanya merupakan suatu
langkah awal dalam membangun teori. Jadi studi kasus kurang dihargai sebagai
studi intrinsik yang bernilai kekhususan seperti biografi, studi mandiri
kelembagaan, program evaluasi, praktek terapi dan banyak macam pekerjaan. Hal
ini dapat dibaca dalam penjelasan Stake sebagai berikut: “Case researchers
seek out both what is common and what is particular about the case, but the end
result regularly presents something unique (Stouffer, 1941). Uniqueness is
likely to be pervasive, extending to
–
The nature of the case
–
Its historical background
–
The physical setting
–
Other contexts, including economic,
political, legal and aesthetic
–
Other cases trough which this case
is recognized
–
Those informants through whom the
case can be known
To study the case, many researchers will
gather data on all the above.
Uniqueness, particulary,
diversity is not universally loved. Case study methodology has suffered
somewhat because it has sometimes been presented by people who have a lesser
regard for study of the particular (Denzin, 1981; Glaser & Strauss, 1967;
Herriott & Firestone, 1983; Yin, 1984). Many social scientists have written
about case study as if intrinsic study of a particular case is not as important
as studies to obtain generalizations pertaining to a population of cases. They
have emphasized case study as typification of other cases, as exploration
leading to generalization producing studies, or as an occasional early step in
theory building. Thus, by these respected authorities, case study method has
been little honored as in the intrinsic study of a valued particular, as its
generally in biography, institutional self study, program evaluation,
therapeutic practice, and many lines of work….”
Dari pandangan-pandangan Stake (dalam Denzin &
Lincoln, 1994:236-238) tersebut dapat disimpulkan tentang studi kasus dan
ciri-cirinya sebagai berikut: Studi kasus adalah suatu bentuk penelitian (inquiry)
atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan (particularity),
dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, dengan
sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan masyarakat luas. Dalam
buku yang penulis susun ini lebih ditekankan pendekatan kualitatif.
b. Ciri-ciri
studi kasus
Ciri-ciri
studi kasus adalah sebagai berikut:
1) Studi
kasus bukan suatu metodologi penelitian, tetapi suatu bentuk studi (penelitian)
tentang masalah yang khusus (particular).
2) Sasaran
studi kasus dapat bersifat tunggal (ditujukan perorangan /individual) atau
suatu kelompok, misalnya suatu kelas, kelompok profesional, dan lain-lain.
3) Masalah
yang dipelajari atau diteliti dapat bersifat sederhana atau kompleks. Masalah
yang sederhana misalnya anak yang mengalami penyimpangan perilaku. Masalah yang
kompleks misalnya suatu periode (masa) kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa,
hal-hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, hal-hal yang menyebabkan
skizofrenia, dll.
4) Tujuan
yang ingin dicapai adalah pemahaman yang mendalam tentang suatu kasus, atau
dapat dikatakan untuk mendapatkan verstehen bukan sekedar erklaren (deskripsi
suatu fenomena).
5) Studi
kasus tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi, walaupun
studi dapat dilakukan terhadap beberapa kasus. Studi yang dilakukan terhadap
beberapa kasus bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap,
sehingga pemahaman yang dihasilkan terhadap satu kasus yang dipelajari lebih
mendalam.
6) Terdapat
3 (tiga) macam tipe studi kasus, yaitu:
a) Studi
kasus intrinsik (intrinsic case study), apabila kasus yang dipelajari
secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari
kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat intrinsik (intrinsic
interest).
b) Studi
kasus intrumental (intrumental case study), apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam karena hasilnya akan dipergunakan untuk memperbaiki
atau menyempurnakan teori yang telah ada atau untuk menyusun teori baru. Hal
ini dapat dikatakan studi kasus instrumental, minat untuk mempelajarinya berada
di luar kasusnya atau minat eksternal (external interest).
c) Studi
kasus kolektif (collective case study), apabila kasus yang dipelajari
secara mendalam merupakan beberapa (kelompok) kasus, walaupun masing-masing
kasus individual dalam kelompok itu dipelajari, dengan maksud untuk mendapatkan
karakteristik umum, karena setiap kasus mempunyai ciri tersendiri yang
bervariasi.
7) Hal-hal
umum juga dipelajari dalam studi kasus, tetapi fokusnya terarah pada hal yang
khusus atau unik. Untuk mendapatkan hal-hal yang unik dari data-data
sebagaimana tersebut di bawah ini, harus dikumpulkan dan dianalisis, yaitu:
a) Hakikat
(the nature) kasus
b) Latar
belakang sejarah kasus
c) Latar
(setting) fisik
d) Konteks
dengan bidang lain; ekonomi, politik, hukum, dan estetika
e) Mempelajari
kasus-kasus lain yang berkaitan dengan kasus yang dipelajari
f) Informan-informan
yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui kasus ini
Untuk memperdalam wawasan pembaca, berikut ini akan
dikemukakan tulisan Baedhowi (2001:94) yang mengacu pada Yin (1981) tentang
perbedaan studi kasus intrinsik dengan studi kasus instrumental dan studi kasus
kolektif sebagai berikut: “Intrinsic case study dilakukan untuk memahami
secara lebih baik tentang suatu kasus tertentu. Jadi studi terhadap kasus ini
karena peneliti ingin mengetahui secara intrinsik mengenai fenomena,
keteraturan, dan kekhususan dari suatu kasus, bukan alasan eksternal lainnya.
Sebaliknya, instrumental case study merupakan studi terhadap kasus untuk
alasan eksternal, bukan karena kita ingin mengetahui tentang hakekat kasus
tersebut. Kasus hanya dijadikan sebuah instrumen untuk memahami hal lain di
luar kasus, misalnya dalam membuktikan sebuah teori yang sebelumnya sudah ada.
Sedangkan collective case study dilakukan untuk menarik kesimpulan atau
generalisasi terhadap fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut. Jadi,
jenis studi kasus ke-tiga ini ingin membentuk sebuah teori berdasarkan
persamaan dan keteraturan yang didapat dari setiap kasus yang diselidiki.”
c. Kelebihan
dan Kelemahan Studi Kasus
1) Kelebihan
Studi Kasus
a) Studi
kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang amat
mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu
mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
b) Studi
kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi nuansa,
suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi
bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat
ketat.
2) Kelemahan
Studi Kasus
Dari
kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas,
reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan
kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
C.
STUDI
DOKUMEN/TEKS (DOCUMENT STUDY)
Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan
pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan
konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat
kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan
sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus
yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk
menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang
terpublikasikan. Para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji
tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian
pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks.
Penlitian ini dapat pula kita lakukan di bidang pendidikan,
misalnya mengkaji kurikulum sekolah, RPP, dan berkas-berkas yang ada di sekolah
tersebut. Keadaan siswa setiap semester pun dapat dilihat melalui studi dokumen
ini.
D.
PENGAMATAN
ALAMI (NATURAL OBSERVATION)
Pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan
melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun
mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku
seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana
perilaku seseorang ketika dia berada kelompok diskusi yang anggota berasal dari
latar sosial yang berbeda-beda. Dan, bagaimana pula perilaku dia jika
berada dalam kelompok yang homogen. Peneliti menggunakan kamera tersembunyi
atau isntrumen lain yang sama sekali tidak diketahui oleh orang yang diamati
(subjek).peneliti bisa mengamati sekelompok anak ketika bermain dengan
teman-temannya untuk memahami perilaku interaksi sosial mereka.
E.
FENOMENOLOGI
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap
makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami,
sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian
tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa
disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data
(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana
peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
F.
GROUNDED
THEORY
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu
pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah
untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi
tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau
terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari
pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan
erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
EVALUASI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan
benar !
1. Sebutkan jenis-jenis penelitian kualitatif ?
2. Jelaskan pengertian jenis-jenis penelitian kualitatif
menurut pendapat anda !
3. Apa saja yang menjadi kelemahan dan kelebihan Study
Kasus dalam penelitian Kualitatif ?
4. Berikan contoh
jenis peelitian etnografi yang ada di bidang pendidikan ?
5. Carilah dan identifikasi 1 study kasus !
Betul tu... haa camnie ler... simple and steady.
BalasHapus.. walaupun simple tapi artikel berisi .. tahniah admin :)
Feel free to surf to my site; Affiliate Malaysia
mksih. y :)
HapusNyari materi tentang penelitian etnografi, eh tanpa sengaja nemu blog ini, ewako sidrap...
BalasHapusSalam dari anak Palopo
Keep happy blogging...
salam hangat dari kota beras untuk anak palopo sana...
Hapusartikel sangat menarik bisa dijadikan referensi. monggo mampir jika berkenan.
BalasHapusDownload Contoh Judul PTK di JasaPTK.com
Download Contoh Judul PTK di JasaPTK.com
===
Konsultasi Jasa Pembuatan PTK via WA
Konsultasi Jasa Pembuatan PTK via WA
keren guys
BalasHapusMalatya
BalasHapusKırıkkale
Aksaray
Bitlis
Manisa
ET8OOW
whatsapp görüntülü show
BalasHapusücretli.show
7CPM
ankara parça eşya taşıma
BalasHapustakipçi satın al
antalya rent a car
antalya rent a car
ankara parça eşya taşıma
E2AHSX
rize evden eve nakliyat
BalasHapusmuğla evden eve nakliyat
kırıkkale evden eve nakliyat
mardin evden eve nakliyat
istanbul evden eve nakliyat
PHZ4A
95420
BalasHapusPursaklar Parke Ustası
Keçiören Fayans Ustası
Manisa Şehirler Arası Nakliyat
Gölbaşı Boya Ustası
Ordu Evden Eve Nakliyat
Urfa Şehirler Arası Nakliyat
Çerkezköy Parke Ustası
Referans Kimliği Nedir
Çankırı Lojistik
0A50E
BalasHapusSilivri Parke Ustası
Hamster Coin Hangi Borsada
Sincan Fayans Ustası
Maraş Parça Eşya Taşıma
MEME Coin Hangi Borsada
Artvin Evden Eve Nakliyat
Uşak Parça Eşya Taşıma
Kırklareli Parça Eşya Taşıma
Kars Lojistik
C4BCB
BalasHapusSamsun Lojistik
Iğdır Lojistik
Çanakkale Lojistik
Iğdır Parça Eşya Taşıma
Bitci Güvenilir mi
Kırıkkale Lojistik
Muğla Parça Eşya Taşıma
Gölbaşı Fayans Ustası
Erzurum Şehir İçi Nakliyat
CE642
BalasHapusBurdur Şehir İçi Nakliyat
Tekirdağ Şehirler Arası Nakliyat
Bingöl Evden Eve Nakliyat
Erzincan Şehirler Arası Nakliyat
İzmir Şehir İçi Nakliyat
Düzce Şehir İçi Nakliyat
Ergo Coin Hangi Borsada
Tokat Şehirler Arası Nakliyat
Sinop Şehirler Arası Nakliyat
2622E
BalasHapusbinance %20 komisyon indirimi
BE103
BalasHapusCoin Çıkarma Siteleri
Kripto Para Madenciliği Siteleri
Coin Kazma
Binance Neden Tercih Edilir
Binance Madenciliği Nedir
Kripto Para Nasıl Üretilir
Kripto Para Kazanma Siteleri
Bitcoin Kazanma
Coin Kazma Siteleri
AB5FF
BalasHapusElazığ En İyi Ücretsiz Sohbet Uygulamaları
Antalya Sohbet Siteleri
Bartın Kadınlarla Sohbet Et
sinop kadınlarla görüntülü sohbet
Antep Görüntülü Sohbet Kızlarla
konya kadınlarla sohbet
telefonda sohbet
ordu sesli görüntülü sohbet
edirne sesli sohbet siteleri
8228A
BalasHapusFacebook Beğeni Hilesi
Twitch Takipçi Satın Al
Bitcoin Para Kazanma
Twitter Trend Topic Satın Al
Btcturk Borsası Güvenilir mi
Referans Kimliği Nedir
Sui Coin Hangi Borsada
Kripto Para Nasıl Üretilir
Coin Nasıl Oynanır
2D0CF
BalasHapusBinance Kaldıraçlı İşlem Nasıl Yapılır
Bitcoin Nasıl Para Kazanılır
Parasız Görüntülü Sohbet
Tiktok Beğeni Satın Al
Görüntülü Sohbet Parasız
Twitter Retweet Hilesi
Bitcoin Nedir
Okex Borsası Güvenilir mi
Hamster Coin Hangi Borsada
8FB9C
BalasHapusquickswap
phantom wallet
dappradar
poocoin
pancakeswap
uniswap
trezor suite
dao maker
sushiswap