Berita Terbaru :

Sabtu, 13 April 2013

KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF (BUKU AJAR PART 1)


BAB I
KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF
Setelah Mahasiswa mengikuti perkuliahan diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
2. Membedakan Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Dalam Pendidikan
3. Menjelaskan Karakteristik Penelitian Kualitatif


A.    PENGERTIAN PENELITIAN KUALITATIF
      Istilah penelitian kualitatif diberi makna sebagai jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Mereka memberikan contoh penelitian kualitatif seperti penelitian tentang kehidupan, riwayat, perilaku seseorang, disamping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif. Pada umumnya data diperoleh melalui wawancara dan pengamatan. Data yang terkumpul tidak diolah secara statistik. Untuk melengkapi data yang dihasilkan dari proses wawancara dan pengamatan, peneliti dapat menggumakan dokumen, buku, kaset video dan bahkan data yang telah dihitung untuk tujuan lain, misalnya data sensus.
      Penelitian kaulitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks.
      Para peneliti lebih senang menghubungi beberapa informan kunci dari suatu komunitas. Jumlah informan yang dijadikan responden jumlahnya dapat dikatakan relatif kecil sekali. Sebagai konsekuensinya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para peneliti relatif mendalam sekali. Kesediaan informan untuk mau menghabiskan waktunya berjam-jam dalam beberapa hari sering menjadi pertanda berhasilnya proses wawancara.
      Tugas peneliti adalah mengumpulkan data dan menyajikannya sedemikian rupa sehingga para informan dibiarkan berbicara sendiri. Tujuannya adalah untuk membuat laporan apa adanya dengan sedikit atau tanpa interpretasi atau campur tangan atas kata-kata lisan informan dan dengnan sedikit atau tanpa penafsiran atas pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti sendiri. Walau kelompok peneliti ini berpendapat bahwa pandangan informan tentang realitas tidak mencerminkan ”kebenaran”, namun pendapat subjek dilaporkan secara spontan dan penuh makna.
      Penelitian kualitatif umumnya digunakan dalam dunia ilmu-ilmu sosial dan budaya misalnya penelitian kebijakan, ilmu politik, administrasi, psikologi komunitas dan sosiologi, organisasi dan manajemen, bahkan sampai pada perencanaan kota dan perencanaan regional.
      Menurut Miles dan Hubermen bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertitik tolak dari realitas dengan asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya dalam konteks tertentu. Sehingga ada tiga aspek pokok yang harus dipahami: 
       Pada dasarnya manusia selalu bertindak sesuai dengan makna terhadap semua yang ditemui dan dialami di dunia ini.Makna yang ditemui dan dialami timbul dari interaksi antar individu. Manusia selalu menafsirkan makna yang ditemui dan dialami sebelum ia bertindak, tindakan yang dijalankan sejalan dengan makna terhadap barang yang digunakan.
B.     PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
      Memahami landasan filosofis penelitian kualitatif dalam perbandingannya dengan penelitian kuantitatif merupakan hal yang penting sebagai dasar bagi pemahaman yang tepat  terhadap penelitian kualitatif, namun demikian bagi seorang peneliti penguasaan dalam tingkatan operasional lebih diperlukan lagi agar dalam pelaksanaan penelitian tidak terjadi kerancuan metodologis, dan penelitian benar-benar dilaksanakan dalam suatu bingkai pendekatan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
      Dalam tataran metodologis perbedaan landasan filosofis terrefleksikan dalam perbedaan metode penelitian, dimana positivisme dimanifestasikan dalam metode penelitian kuantitatif sedangkan fenomenologi dimanifestasikan dalam metode penelitian kualitatif. Kedua pendekatan ini sering diposisikan secara diametral, meskipun belakangan ini terdapat upaya untuk menggabungkannya baik dalam bentuk paralelisasi maupun kombinasi, adapun perbedaan antara metode kuantitatif dengan kualitatif adalah sebagai berikut  :
Tabel 1.1
Perbedaan Metode Kuantitatif dengan Kualitatif
No
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
1
Menggunakan hiopotesis yang ditentukan  sejak awal penelitian
Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
2
Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal
Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
3
Reduksi data menjadi angka-angka
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
4
Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui instrumen penelitian
Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
5
Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistik
Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
6
Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci)
Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
7
sampling random
Sampling purposive
8
Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal
Menggunakan analisis logis  dalam mengontrol variabel ekstern
9
Menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias prosedur
Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
10
Menyimpulkan hasil menggunakan statistik
Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata
11
Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis
Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
12
Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks
Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah /membiarkan keadaan aslinya 
(diadaptasi dari Jack R. Fraenkel &  Norman E. Wallen. 1993 : 380)
Perbedaan lainnya tentang penelitian kualitatif tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel 1.2
Tabel Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif
Penelitian Kuantitatif
Desain tidak terinci, fleksibel, timbul "emergent" serta
berkembang sambil jalan antara lain mengenai tujuan, subjek,
sampel, dan sumber data.
Desain terinci dan mantap.
Desain sebenarnya baru diketahui dengan jelas setelah penelitian

selesai (retrospektif).
Desain direncanakan sebelumnya pada tahapan persiapan

(projektif)
Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, hipotesis lahir

sewaktu penelitian dilakukan; hipotesis berupa "hunches", petunjuk

yang bersifat sementara dan dapat berubah; hipotesis berupa

pertanyaan yang mengarahkan pengumpulan data.
Mengemukakan hipotesis sebelumnya, yang akan diuji

kebenarannya.
Hasil penelitian terbuka, tidak diketahui sebelumnya karena

jumlah variabel penelitian tidak terbatas
Hipotesis menentukan hasil yang diharapkan; hasil telah  diramalkan (apriori); hasil penelitian telah terkandung di dalam

hipotesis, jumlah variabel terbatas
Desain fleksibel, langkah-langkah tidak dapat dipastikan sebelumnya dan hasil penelitian tidak dapat diketahui atau diramalkan sebelumnya
Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian serta hasil yang
diharapkan
Analisis data dilakukan sejak mula penelitian dan dilakukan  bersamaan dengan pengumpulan data, walaupun analisis akan lebih banyak pada tahap-tahap selanjutnya.
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul pada tahap akhir.

C.    ALASAN MEMILIH PENELITIAN KUALITATIF
      Strauss dan Corbin menyatakan bahwa seseorang yang melakukan penelitian kualitatif memiliki beberapa alasan. Pertama, adalah alasan demi kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya. Beberapa peneliti yang memiliki latar belakang bidang pengetahuan seperti antropologi, atau yang terkait dengan orientasi filsafat seperti fenomenologi, biasanya dianjurkan untuk menggunakan metode kualitatif. Kedua, adalah alasan untuk tidak terjebak pada angka-angka hasil pengolahan dengan menggunakan teknik statistik yang cenderung berlaku untuk populasi. Ketiga, adalah alasan dari sifat masalah yang diteliti. Dalam beberapa bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif. Contoh dari penelitian semacam ini adalah penelitian untuk mengungkap sifat pengalaman seseorang dengan fenomena seperti sakit, berganti agama, ketagihan obat, kehidupan pengemis, dan pola partisipasi wanita bekerja di luar rumah.

D.    KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
      Ciri atau karakteristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3
Ciri- ciri pokok Penelitian Kualitatif
1
Naturalistic inquiry
Mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,; terbuka pada apapun yang timbul.
2
Inductive analysis
Mendalami rincian dan kekhasan data guna menemukan  kategori, dimensi, dan kesaling hubungan.
3
Holistic perspective
Seluruh gejala yang dipelajari dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagiannya.
4
Qualitative data
Deskripsi terinci, kajian/inkuiri dilakukan secara mendalam.



5
Personal contact and insight
Peneliti punya hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang, situasi dan gejala yang sedang dipelajari.
6
Dynamic systems
Memperhatikan proses; menganggap perubahan bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan
7
Unique case orientation
Menganggap setiap kasus bersifat khusus dan khas
8
Context Sensitivity
Menempatkan temuan dalam konteks sosial, historis dan waktu
9
Emphatic Netrality
Penelitian dilakukan secara netral agar obyektif tapi bersifat empati
10
design flexibility
Desain penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku)
(Sumber : Patton : 1990 :40-41)
a.      Inkuiri naturalistic
      Desain  penelitian kualitatif  bersifat alamiah dimana   peneliti tidak berusaha memanipulasi setting penelitian, kondisi/situasi obyek yang diteliti benar-benar merupakan kejadian, komunitas, interaksi yang terjadi secara alamiah, hal ini dikarenakan metode kualitatif berusaha memahami fenomena-fenomena dalam kejadian alami yang wajar. Menurut Guba inkuiri naturalistik merupakan pendekatan yang berorientasi pada penemuan yang meminimalisir manipulasi peneliti atas obyek penelitian/studi
b.      Analisis induktif
      Metode kualitatif terutama berorientasi pada upaya eksplorasi, penemuan dengan menggunakan logika induktif . analisis induktif  bermakna analisis yang dimulai dengan melakukan observasi spesifik menuju terbentuknya pola umum. Peneliti kualitatif berusaha memahami berbagai hubungan antar dimensi/variabel yang muncul dari data-data yang ditemukan tanpa terlebih dahulu membuat hipotesis sebagaimana umum dilakukan dalam penelitian kuantitatif.
c.       Perspektif menyeluruh
      Metode kualitatif berusaha memahami fenomena sebagai suatu keseluruhan yang padu dan total. Peneliti kualitatif memandang bahwa keseluruhan itu merupakan suatu sistem yang kompleks tidak sekedar penjumlahan bagian-bagiannya. Pendeskripsian serta pemahaman atas lingkungan sosial (atau lingkungan dalam konteks lainnya) seseorang (informan) merupakan hal yaang sangat penting bagi pemahaman yang menyeluruh atas apa yang diteliti.
d.      Data kualitatif
      Dalam  penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif yang mendeskripsikan setting penelitian baik situasi maupun informan/responden yang umumnya berbentuk narasi baik melalui perantaran lisan seperti ucapan/penjelasan responden,  dokumen pribadi, catatan lapangan. Berbeda dengan penelitian kuantitatif dimana data yang dikumpulkan merupakan hasil pengukuran atas variabel-variabel yang telah dioperasionalkan (umumnya berbrntuk angka-angka)
e.       Kontak personal
      Metode kualitatif mensyaratkan perlunya kontak personal secara langsung antara peneliti dengan orang-orang dan lingkungan yang sedang diteliti. Perlunya kontak langsung secara personal adalah guna memahami secara personal realitas yang terjadi dalam kehidupan wajar sehari-hari, sehingga peneliti dapat mengerti dan memahami bagaimana  orang-orang mengalami, memahami dan menghayati realitas yang terjadi.

f.        Sistem yang dinamis
      Setting penelitian merupakan sesuatu yang dinamis, dan selalu berubah baik secara individual maupun budaya secara keseluruhan. Perhatian utama peneliti kualitatif adalah menggambarkan dan memahami proses dinamika yang terjadi, karena fenomena-fenomena yang terjadi saling berkaitan dan saling mempengaruhi secara dinamis dalam suatu sistem yang menyeluruh.
g.      Berorientasi pada kasus yang khas
      Kedalaman metode kualitatif secara tipikal bermula dari kasus-kasus kecil yang menarik sesuai dengan tujuan penelitian. Pentingnya studi kasus ini terutama bila seseorang memerlukan pemahaman atas orang-orang yang istimewa, masalah-masalah khas atau situasi-situasi yang unik secara lebih mendalam.
h.      Sensitif pada konteks
      Temuan-temuan dalam penelitian kualitatif selalu ditempatkan sesuai dengan konteksnya, baik konteks sosial, konteks historis, maupun konteks waktu, ini berarti bahwa suatu temuan akan banyak bermakna atau akan memberikan makna yang lebih mendalam bila dilihat dalam konteksnya sendiri-sendiri, oleh karena itu peneliti harus peka dalam memahami konteks suatu temuan penelitian.
i.        Netralitas yang empati
      Obyektivitas yang sempurna adalah tidak mungkin, subyektivitas murni akan merusak keterpercayaan, untuk itu dalam penelitian kualitatif seorang penelity diharapkan bersifat netral tapi empati, kenetralan merupakan upaya untuk menjaga obyektivitas, sedangkan sikap empati perlu ada mengingat peneliti kualitatif melakukan kontak personal secara langsung dengan sumber-sumber data (informan)
j.        Desain yang lentur
     Desain penelitian dalam metode kualitatif tdak bersifat kaku, dia biasa mengadaptasi perubahan sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kegiatan penelitian, oleh Karena itu dalam penelitian kualitatif desain secara parsial bisa muncul pada saat penelitian sedang berlangsung.
     Setelah mensintesiskan pendapat Bogdan & Biklen dengan pendapat Lincoln & Guba,  Moleong mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif yaitu :
1.      Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan)
2.      Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat pengumpulan data yang utama)
3.      Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah metode kualitatif)
4.      Anslisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan)
5.      Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah penyusunan teori berdasarkan data)
6.      Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka)
7.      Lebih mementingkan proses daripada hasil
8.      Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalajh dalam penelitian)
9.      Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang validitas, reliabilitas dan obyektivitas)
10.  Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan)
11.  Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama (hassil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antar peneliti dengan sumber data)
            Sementara itu menurut Nasution ciri-ciri  metode kualitatif adalah :
1.      Sumber data adalah situasi yang wajar  atau natural settting Peneliti sebagai instrumen penelitian
2.      Sangat deskriptif
3.      Mementingkan proses maupun produk
4.      Mencari makna
5.      Mengutamakan data langsung
6.      Triangulasi (pengecekan data/informasi dari sumber lain)
7.      Menonjolkan rincian kontekstual
8.      Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti
9.      Mengutamakan perspektif emik (menurut pandangan responden)
10.  Verifikasi (menggunakan kasus yang bertentangan untuk memperoleh hasil yang lebih dipercaya)
11.  Sampling yang purposive
12.  Menggunakan audit trial (melacak laporan/informasi sesuai dengan data yang terkumpul)
13.  Partisipsi tanpa mengganggu
14.  Mengadakan analisis sejak awal penelitian
15.  Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambar ketimbang
16.  Desain penelitian tampil dalam proses penelitian

      Sedangkan Basrowi dan Sukidin menyebutkan tujuh karakteristik penelitian kualitatif.
a.       Pertama, dilihat dari kerangka teori Penelitian Kuantitatif menuntut penyusunan kerangka teori, sedangkan kualitatif menolak sepenuhnya penggunaan kerangka teoritik sebagai persiapan penelitian. Membuat persiapan teoritik seperti itu hanya akan menghasilkan penelitian yang artificial dan jauh dari sifat natural-nya.
b.      Kedua, ada tidaknya hipotesis. Penelitian kualitatif tidak terikat oleh hipotesis, mengingat hipotesis muncul karena kerangka teoritik yang mendahuluinya. Disamping itu, penelitian kualitatif tidak melihat kerangka teoritik yang mendahuluinya. Penelitian kualitatif berangkat dari pikiran kosong dalam rangka membangun suatu konsep. Seandainya dalam suatu penelitian yang mengklaim menggunakan pendekatan kualitatif, tetapi ternyata di dalamnya masih terlihat kerangka teoritik maka ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, bahwa teori yang ada dalam penelitian itu kemungkinan digunakan untuk meraba atau bahkan dibuan (ditolak) ketika mendapatkan hal yang baru di lapangan. Kemungkinan kedua, penelitian itu tidak sepenuhnya kualitatif. Mengingat penelitian kualitatif sangat membutuhkan waktu yang cukup lama, sementara keterbatasan waktu penelitian membuat peneliti tidak berani mengklaim pendekatan penelitian yang digunakan sepenuhnya kualitatif.
c.       Ketiga, ada tidaknya ubahan (variabel). Dalam melihat fenomena, penelitian kualitatif berusaha melihat objek dalam konteksnya dan menggunakan tata pikir logik lebih dari sekedar linier kausal. Penelitian kualitatif tidak menentukan ubahan-ubahan dan kategori ubahan serta tidak berusaha mengukur itu, apalagi mengkuantifikasikan.
d.      Keempat, hubungan peneliti dan responden. Peneliti dalam pengumpulan data berfungsi sebagai instrumen yang berusaha mengikuti asumsi-asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif. Peneliti berupaya mencapai wawasan imajinatif ke dalam dunia sosial responden dengan secara fleksibel, reflektif dan tidak mengambil jarak dengan responden. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan berperan serta (participant observation) atau ada juga yang menamakan pengamatan terlibat. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif diharapkan terbina rapport. Rapport adalah hubungan antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. Dalam melakukan upaya ini, peneliti harus benar-benar memahami latar penelitian, seperti bahasa, budaya, dan adat-istiadat sehingga dalam melakukan penelitian peneliti benar-benar dapat diterima sebagai anggota masyarakat. Setidaknya terdapat dua pendekatan penting dalam proses pengumpulan data sewaktu melakukan kajian lapangan dalam studi kualitatif, yakni : (1) pengamatan berperan serta (participant observation). Teknik atau pendekatan ini digunakan untuk menunjuk pada penelitian berciri periode interaksi sosial yang intensif, sehingga peneliti ikut berperan pada kegiatan atau proses yang sedang diteliti, ikut empati dan ikut masuk ke dalam serta membiarkan setting ”alamiah” itu terjadi. Dengan demikian, maka ia dapat menguak keunikan yang terjadi dalam subjek kajian dan (2) dokumen pribadi, termasuk di dalamnya wawancara bebas. Teknik ini menunjuk pada bahan-bahan, tempat orang mengungkapkan kata-katanya sendiri, pandangan tentang kehidupannya, dan berbagai aspek kehidupannya sendiri. Dokumen ini dapat berupa buku harian, surat, otobiografi dan catatan hasil wawancara terbuka.
e.       Kelima, metode analisis data. Kajian penelitian kualitatif apabila ditilik dari teknik pendekatan dan analisis data yang digunakan akan berbeda dengan pendekatan kualitatif, mengingat dalam pendekatan kualitatif tidak bisa hanya dilakukan secara analisi linier, akan tetapi harus menggunakan analisis interaktif. Analisis interaktif ditujukan untuk kecermatan penelitian kualitatif dan menjaga kualitas hasil penelitian. Metode analisis semacam ini disebut sebagai model analisis interaktif, di mana masing-masing komponen pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan hasil dilakukan secara simultan atau secara siklus. Model analisis alur tahapan yang bersifat siklus memiliki tiga tahapan.
·         Tahap open coding.
      Pada tahap ini, peneliti berusaha mendapatkan data sekaya mungkin yang berkaitan dengan subjek.
·         Tahap axial coding
      Tahap ini diorganisir kembali berdasarkan atas kategorinya untuk dikembangkan ke arah beberapa proposisi. Pada tahap ini pula dilakukan analisis hubungan antar kategori. Hubungan tersebut mengarah pada metode grounded theory.
·         Tahap selective coding.
      Tahap ini merupakan tahap memeriksa mana kategori yang inti dan kaitannya dengan kategori yang lain, sehingga dapat diketahui dan dijelaskan yang menjadi inti atau pusat dari konsep atau kategori lainnya.
            Sudikan menyatakan bahwa aplikasinya kemungkinan sebagai berikut : dalam open coding, kegiatan peneliti meliputi : memerinci, memeriksa, memperbandingkan, mengkonseptualisasi dan mengkategorikan. Dalam tahap axial coding, kegiatannya adalah melakukan pengorganisasian kembali berdasarkan kategori untuk dikembangkan ke arah proposisi. Dalam tahap ini selective coding , kegiatannya adalah mengklasifikasikan proses pemeriksaaan kategori inti dalam kaitannya dengan kategori lainnya.
f.       Keenam, Proses dan hasil. Penelitian kualitatif mementingkan proses daripada hasil. Hal ini terjadi karena hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Peranan proses lebih besar dibandingkan hasil.
g.      Ketujuh, Responden dan sample. Dalam penelitian kualitatif, tidak mengenal istilah random sampling, ukuran sample, luas sample dan metode sampling. Dalam penelitian kualitatif, lebih dikenal dengan istilah informan dan snowball sampling. Dalam penelitian kuantitatif, semakin besar sample akan semakin kecil kesalahan sampling. Akan tetapi, dalam penelitian kualitatif banyak sedikitnya informan tidak menentukan akurat dan tidaknya penelitian. Bahkan dalam penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya satu orang dengan syarat validitas data yang terkumpul dari informan tersebut dapat terpenuhi.
      Dengan memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan para ahli sebagaimana dikemukakan di atas, nampaknya lebih bersifat saling melengkapi dan menambah, karakteristik yang dikemukakan oleh Patton lebih bersipat umum yang merupakan ciri-ciri dasar, rumusan Moleong  sudah menambahkan hal-hal yang bersipat operasional penelitian, terlebih lagi karakteristik yang dikemukakan oleh Nasution. Dengan variasi semacam ini maka akan lebih mempermudah/memperjelas pemahaman tentang penelitian kualitatif.
EVALUASI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1.      Jelaskan Pengertian Penelitian kualitatif ?
2.      Jelaskan perbedaan Penelitian Kualitatif & Kuantitatif ?
3.      Sebutkan & jelaskan menurut pendapat anda tentang karakteristik penelitian kualitatif ?
4.      Jelaskan mengapa peneliti memilih penelitian kualitatif ?

Baca juga tulisan menarik lainnya

Comments
9 Comments

9 komentar:

  1. bagus, sangat membantu.........
    terima kasih .......

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya bagus sekali. terima kasih atas uraiannya

      Hapus
  2. sama-sama.. senang bisa membantu..

    BalasHapus
  3. makasih banget profilnya sangat membantu aq

    BalasHapus
  4. ya bro... terima kasih banyak. uraiannya bagus ttg penelitian kualitatif. Numpang nanya, apakah perumusan masalah untuk suatu penelitian kualitatif dapat dimulai dengan pertanyaan Mengapa? Apa artinya ini dan itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Z tidak mengatakan tidak bisa ya. tpi kalau menurut saya lebih bagus kalo anda menggunakan kata bagaimana, faktor apa saja..

      Hapus
  5. daftar pustaka blog ini saja, karena saya sendiri yang rancang ini buku..
    conoh.
    Ichal,faisal. (2012: Online). Judul buku, kemudian alamat link lalu tanggal aksesnya dan jamnya

    BalasHapus