Berita Terbaru :

Rabu, 12 Oktober 2011

POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL


A.    POPULASI
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari daan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek/subyek dan benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajarim tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di kelas X, maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya., misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasi dan lain-lain, dan juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkam dan lain-lain.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpin itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup di ambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.
Dalam penentuan populasi kita dibantu oleh empat faktor untuk mendefinisikan dengan tepat (Manase Mallo,1986:150),  yaitu: isi, satuan, cakupan (skop) dan waktu. Contoh: Dalam suatu penelitian mengenai Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Bekasi pada tahun 2002, penelitian dapat menetapkan populasi penelitiannya sebagai berikut:
1.      Semua PNS (Isi)
2.      yang bukan sebagai tenaga honorer maupun kontrak (Satuan)
3.      Di Kabupaten Bekasi (Cakupan)
4.      Pada tahun 2002 (Waktu)
B.     Jenis populasi
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan di atas, populasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa aspek:
  1. Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi tak etrbatas. Populasi terbatas adalah sumber data yang jelas batasannya secara kuantitatif, sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya. Populasi ini memiliki cirri terbatas. Contoh: Tiga juta wanita Indonesia pada tahun 1985; dengan karakteristik: mengikuti program KB. Populasi tak terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh: Narapidana di Indonesia, Pengangguran di Indonesia. 
  2. Berdasarkan sifat populasi, dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Dua jenis ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Contoh: Buruh tani penggarap, PNS golongan III A, Dosen Ilmu Pemerintahan dan lain-lain. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada umumnya, populasi yang heterogen terjadi pada penelitian di bidang sosial dan objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia. Contoh: Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Garut. 
  3. Berdasarkan pembedaan lain, dapat dibedakan menjadi populasi target dan populasi survei . Populasi target adalah merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah penelitian sebelum penelitian dilakukan. Populasi target ini tidak sepenuhnya dapat dipenuhi di lapangan. Bisa saja salah satu cirri-ciri populasi yang kita tentukan tidak kita temukan dalam kenyataannya di lapangan. Sehingga kita hanya mendasari pada beberapa cirri saja dari populasi yang sudah kita tentukan untuk kemudian dijadikan populasi penelitian (populasi survei).Dengan demikian dapat dikatkan bahwa Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang dilakukan.Contoh: Seseorang ingin mengadakan penelitian tentang sikap terhadap Keluarga Berencana (KB). Dalam penelitian tersebut ia ingin mendapat informasi dari masyarakat di suatu Kabupaten (populasi target). Tetapi setelah turun ke lapangan , ia menemukan kenyataan ada satu kecamatan yang masyarakatnya tidak mau memberikan jawaban (menolak). Hal ini terjadi mungkin karena masih ada kepercayaan masyarakat dalam kecamatan tersebut yang tidak menyetujui adanya KB. Kini populasi penelitiannya yang sudah ditetapkan menjadi berkurang, maka ia hanya berhasil mengumpulkan informasi dari beberapa kecamatan saja, ini merupakan populasi survei.
C.     TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
Untuk Penelitian Kuantitatif secara garis besar ada dua teknik sampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama (Probability sampling) bagi setiap unsur ( anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
  1. Simple random sampling. Teknik ini mengambil sampel secara acak tanpa memperhatikan strata atau pembagian dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
  2. Proportionate Stratified random sampling,Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Setelah populasi distratakan secara bermakna, sampel anggota dari setiap strata dapat diambil dengan menggunakan prosedur seperti dalam pengambilan sampel acak sederhana. Subyek yang diambil dari tiap strata harus proporsional sesuai jumlah elemen dalam strata. 
  3. Disproportionate Stratified random sampling, Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi yang berstrata tetapi kurang proporsional. Alasan peneliti memakai teknik ini karena khawatir bahwa sampel tidak mencerminkan bagaimana seluruh anggota pada tingkatan strata. Keputusan pengambilan sampel ini dibuat entah ketika suatu atau beberapa strata terlalu kecil atau terlalu besar, atau ketika terdapat lebih banyak variabilitas yang ditaksir dalam strata tertentu
  4.   Disproportionate Stratified random sampling, Teknik ini mengambil sample dari cluster atau elemen yang telah tersedia. Hampir sama seperti stratified random sampling hanya saja dalam teknik ini cluster atau elemennya sudah ada, sedangkan pada stratified random sampling, elemennya harus ditentukan dahulu. Oleh karena itu, dibanding dua teknik sebelumnya, teknik ini lebih murah karena cluster atau elemennyasudahtersedia.
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama (Nonprobability sampling) bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
  1. Systematic sampling, Teknik pengambilan sample berdasarkan urutan tertentu secara sistematis dari populasi dengan pengambilan urutan pertama secara acak. Teknik ini mudah dilakukan daripada simpel random sample dan stratified random sample, terutama apabila kerangka sample (sample frame) tidak dapat diketahui.
  2. Quota sampling, Teknik untuk menentukan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Pengambilan sampel kuota memastikan bahwa kelompok tertentu secara mamadai terwakili dalam penelitian melalui penggunaan kuota. Kouta yang ditentukan bagi setiap bagian kelompok adalah berdasarkan total jumlah setiap kelompok dalam populasi. 
  3. Purposive sampling,Teknik penentuan sampel berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu, misal akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sample data adalah orang yang ahli makanan. Teknik sample ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

Baca juga tulisan menarik lainnya

0 komentar:

Posting Komentar