SINOPSIS SINETRON KETIKA CINTA BERTASBIH EPISODE 1
Sore itu Masjid Pesantren Daarul Qur’an penuh sesak oleh
jamaah yang mengaji kitab Tafsir Ayatul Ahkam. Pengisinya adalah Kyai Muda
menantu Kyai Luthfi, yaitu Ustadz Khairul Azzam. Dengan bahasa yang enak dan
indah, Azzam mengulas Surat An Nuur, ayat 30 . Pulang dari mengajar para santri
Tafsir Ayatul Ahkam karya Syaikh Ali Ash Shabuni, Azzam mendapati Anna sedang
merenung di ruang tengah. Azzam menanyakan kepada istrinya apa yang
direnungkannya. Apakah istrinya sudah rindu kepada abah dan uminya yang baru
setengah bulan di tanah suci untuk menunaikan nadzarnya? Anna menjawab sama
sekali tidak. Anna lalu menjelaskan bahwa dirinya agak sedih sudah sekian bulan
menikah dengan Azzam tidak juga tampak tanda-tanda kehamilan. Anna membandingkan
dengan temannya yang menikah dua bulan setelahnya kini sudah hamil tiga bulan. Azzam
tersenyum melihat begitu kuatnya keinginan Anna untuk segera punya anak. Anna
meminta kepada Azzam untuk konsultasi dan periksa ke dokter. Azzam tidak mau. Tetapi
Anna setengah memaksa dengan pelbagai macam dalih. Yang intinya jika ada
kelainan bisa dideteksi lebih dini jadi punya waktu untuk mengobatinya.
Akhirnya Azzam menyerah pada kemauan istrinya. Mereka sepakat paginya akan ke
dokter. Dan sebelum tidur Azzam mengajak istrinya untuk shalat witir dahulu.
Paginya mereka ke rumah sakit. Azzam diperiksa dokter Amir. Sementara Anna
diperiksa dokter spesialis kandungan, dr. Evy Kusumadewi. Azzam dikatakan
sehat, tidak ada masalah dengan alat reproduksinya.
Adapun Anna, setelah diperiksa ternyata ia terkena
Endometriosis, suatu penyakit yang menurut dunia kedokteran menjadi penyebab
kemandulan. (Endometriosis ditemukan pada 25% wanita infertil (mandul) dan
diperkirakan 50% – 60% dari kasus endometriosis akan menjadi infertil (mandul).
Endometriosis yang invasiv akan menimbulkan kemandulan akibat berkurangnya
fungsi rahim dan adanya pelengketan pada tuba dan ovarium).
Anna sangat sedih, tetapi dokter menghibur bahwa meskipun
positif terkena endometriosis, dokter tidak memvonis Anna mandul. Masih ada
kesempatan bagi Anna untuk sembuh, meskipun juga ada kemungkinan mandul. Anna
sangat sedih, Azzam berusaha menghibur istrinya.Sampai di rumah Anna, masih
sedih. Anna minta pertimbangan apa perlu memberi tahu abah di Makkah mengenai
hasil pemeriksaan itu, agar abah mendoakan kesembuhannya. Azzam merasa tidak
perlu, nanti malah menjadi beban mereka. Cukuplah minta doa kepada mereka
diberi kesehatan, jika memiliki penyakit maka penyakitnya hilang dan segera
dapat keturunan.
Anna lalu bertanya, apakah kalau dirinya benar-benar mandul,
Azzam akan kawin lagi alias poligami? Azzam diam tidak bisa menjawab. Anna
memaksa Azzam untuk menjawab, tetapi Azzam mencoba meminta Anna berpikiran yang
positif. Anna masih punya peluang untuk sembuh dan punya anak. Anna menangis
sedih. Azzam mengingatkan bahwa ujian itu tanda sayangnya Allah kepada
hamba-Nya. Azzam meminta Anna untuk tidak lemah. Anna adalah panutan dan
tauladan bagi para santriwati maka tidak boleh lemah.
Tiba-tiba ada tamu.Tenyata tamu itu adalah seorang pengusaha
kaya dari Semarang, namanya Pak Busro Atmojo. Dia datang bersama isterinya. Ia
mencari Kyai Luthfi. Azzam menjawab Kyai Luthfi sedang di Makkah untuk
menunaikan nadzarnya. Pak Busro menanyakan nadzar apa. Anna yang ikut menemui
mereka menjelaskan, bahwa abahnya bernadzar jika putrinya menemukan jodohnya
yang sesuai keinginan abahnya maka abahnya akan tinggal di samping masjidil
haram selama enam bulan. Pak Busro lalu bertanya, selama di tinggal Kyai Luthfi
terus pesantren bagaimana? Azzam menjawab pesantren berjalan sebagaimana
biasanya. Azzam dan Anna yang mengasuh. Dan system di pesantren itu sudah
berjalan dengan baik.
Kedatangan Pak Busro untuk menitipkan putri semata wayangnya
yang bernama Aprilia ke pesantren Daarul Quràn. Pak Busro dengan jujur
bercerita putrinya tergolong agak nakal. Pergaulannya agak bebas. Putrinya itu
baru saja bebas karena tertangkap pesta obat terlarang dengan teman-temannya di
sebuah hotel di Semarang. Ia mengkhawatirkan masa depan putri semata wayangnya
itu. Maka ia ingin menitipkan ke pesantren yang diasuh Kyai Luthfi. Azzam dan
Anna tidak bisa langsung memberi keputusan. Azzam ingin mengajak musyawarah
pengurus pesantren dulu. Apakah Aprilia bisa diterima apa tidak.
Saat musyawarah Azzam bersikeras untuk tidak menerima
Aprilia, tetapi Anna meminta untuk diterima dengan dalih pesan Kyai Luthfi
untuk tidak menolak siapa saja yang datang untuk nyantri di Pesantren. Azzam
berdalih, bahwa gadis seperti Aprilia cocoknya dibawa ke pusat rehabilitasi
bukan ke pesantren. Bagaimana nanti kalau malah mempengaruhi santri yang lain.
Anna menjawab bahwa justru pesantren juga berfungsi sebagai tempat untuk
merehabilitasi. Akhirnya Azzam mengikuti kemauan istrinya.Jadilah Aprilia bisa
diterima.
Sementara itu di perumahan mewah di kota Semarang. Pak Busro
dan istrinya sedang membujuk putrinya untuk dibawa ke pesantren. Aprilia
menentang keras. Pak Busro memberi tiga pilihan, pertama dibawa ke pesantren,
agar Aprilia sembuh dari ketergantungan obat terlarang, dan bisa tetap belajar
formal. Atau dibawa ke pusat rehabilitasi. Atau ketiga, minggat dari rumah dan
tidak diakui sebagai anak. Dengan berat hari Aprilia memilih pesantren dengan
beberapa persyaratan yang ia ajukan. Pak Busro setuju. Pihak pesantren memberi
kabar kepada Pak Busro bahwa Aprilia bisa diterima. Maka dan dengan tidak
menunda waktu Pak Busro membawa putrinya ke pesantren Daarul Quràn.
Cara berpakaian Aprilia yang agak berbeda dengan umumnya
santriwati meskipun ia pakai kudung menarik perhatian para santriwati sejak ia
masuk gerbang pesantren. Dan resmilah Aprilia menjadi penghuni pesantren Daarul
Quràn. Sebelum pulang Pak Busro menitipkan satu botol kecil berupa beberapa pil
narkoba milik Aprilia. Ia menyerahkan kebijakannya kepada Azzam. Aprilia dibawa
ke kamar pengurus. Anna dan ketua pengurus menjelaskan kepada Aprilia peraturan
pesantren Daarul Quràn yang harus ia taati.
Malam hari setelah shalat maghrib, ketika para santriwati
sedang khusyuk membaca Al Quràn, Aprilia kejang-kejang. Ia begitu tersiksa. Ia
ingin mendapatkan obat terlarangnya tetapi tidak bisa. Ia kejang dan mengamuk.
Pesantren putri geger. Anna dan Azzam datang. Anna tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Ia belum pernah menangani pecandu narkoba. Azzam menelpon Husna
yang seorang psikolog untuk datang. Husna datang. Ia menjelaskan memang susah
kalau dicut langsung. Husna menyarankan diberi sedikit saja. Anna dan Azzam
tidak mau. Bagaimana mungkin membantu orang mengkonsumsi barang haram.
Terjadilah perdebatan. Husna menjelaskan Azzam dan Anna bisa memang menggunakan
terapi cold turkey (penghentian secara mendadak) tetapi hasilnya tidak akan
menggembirakan. Menurut Husna terapi yang cukup baik adalah terapi Metadon.
Menurut Husna mau tidak mau pesantren harus menyiapkan terapi yang serius.
Khusus malam itu saja Aprilia dikasih sedikit saja agar dia bisa tenang. Besok
disiapkan terapi metadonnya. Akhirnya Azzam ikut saran Husna. Dan setelah
diberi satu pil, Aprilia bisa tenang dan tertidur.
Husna menyarankan kepada Azzam dan Anna, agar meminta bantuan
dari pusat rehabilitasi dari Solo. Husna khawatir pesantren akan keteteran
mengurusi Aprilia. Anggap saja keberadaan petugas rehabilitasi itu untuk
menimba ilmu dan pengalaman. Anna sepakat. Azzam merasa sebaiknya malah Aprilia
langsung saja dikirim ke pusat rehabilitasi. Anna mengingatkan bahwa pesantren
sudah menerima Aprilia. Di rumah, Azzam merasa sangat menyesal menerima
Aprilia. Ia jadi harus menyetujui memberikan satu pil obat terlarang pada
Aprilia. Ia tidak tahu bagaimana mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah.
Pil itu haram, dan ia mengijinkan santrinya (Aprilia sudah jadi santrinya)
mengkonsumsinya. Anna menghibur itu sebagai tindakan darurat. Insya Allah Cuma
sekali, sebab besok sudah mulai dengan terapi Metadon.
Adzan Shubuh berkumandang. Para santriwati berbondong ke
masjid. Kecuali Aprilia, ia masih mendengkur keras. Seorang pengurus
membangunkannya dan tidak mempan. Akhirnya Anna yang membangunkan, Aprilia
bangun tapi langsung memarahi Anna seperti ia memarahi pembantunya. Para
santriwati yang lihat mengurut dada. Anna meminta Aprilia ditinggalkan saja.
Pukul Sembilan pagi barulah Aprilia bangun. Para santri sudah di
kelasnya.Aprilia mendatangi Anna yang sedang membaca sebuah kitab di rumah tamu
rumahnya. Aprilia ingin makan karena lapar. Khadimah yang ada di rumah sampai
geleng-geleng kepala. Anna melayaninya dengan sabar. Sambil melayani Anna
menjelaskan kepada Aprilia beberapa peraturan penting pesantren yang tekah
dilanggar Aprilia. Karena Aprila masih baru maka dimaklumi. Kalau sampai lebih
dari satu minggu ada di pesantren maka tidak akan dimaklumi lagi. Aprilia
sempat melihat-lihat ruangan tamu rumah kyainya. Aprilia melihat foto Azzam dan
Anna dan memuji ketampanan Azzam yang membuat Anna merah padam karena cemburu.
Anna meninggalkan Aprilia dan berpesan agar setelah makan Aprilia mandi dan
segera bergegas ke kelas. Aprilia mengiyakan.
Anna menemui Azzam di masjid, keduanya memperbincangkan
usulan Husna agar pesantren bekerjasama dengan pusat rehabilitasi dalam menangani
Aprilia. Azzam setuju. Keduanya berbincang-bincang agak lama. Tiba-tiba Tini
berlari dari kelasnya ke arah Azzam dan Anna. Tini melaporkan kalau Aprilia
belum juga masuk kelas. Tini sudah mencari ke mana-mana tidak ada, termasuk ke
rumah Anna. Anna minta Tini kembali ke kelas, biar Anna yang mencari Aprilia.
Anna mencari ke seluruh kamar asrama tidak ada. Hafez diminta mencari ke
jalan-jalan pinggir pesantren, juga tidak menemukan. Azzam juga mencari Aprilia
tidak ditemukan. Azzam menyangka Aprilia kabur. Anna terus mencari. Azzam
pulang ke rumahnya. Ketika masuk kamar, ia kaget mendapati Aprilia
tidur-tiduran di kamarnya. Azzam sangat marah pada Aprilia. Aprilia malah
cengengesan dan dengan kecerdikannya Aprilia bisa mengunci pintu kamar dan memasukkan
kuncinya ke saku swieternya. Azzam bingung menghadapi kegenitan Aprilia.
Sutradara : Chaerul Umam
Produser : Leo Sutanto
Desain Produksi : Heru Hendriyarto
Cerita : Habiburrahman El Shirazy
Penulis Skenario : Habiburrahman El Shirazy, Untung Wahono,
Sakti Wibowo, Mila K. Kamil
Produksi : SinemArt (2010)
Produser : Leo Sutanto
Desain Produksi : Heru Hendriyarto
Cerita : Habiburrahman El Shirazy
Penulis Skenario : Habiburrahman El Shirazy, Untung Wahono,
Sakti Wibowo, Mila K. Kamil
Produksi : SinemArt (2010)
Para
Pemain Ketika Cinta Bertasbih Spesial Ramadan
- Oki Setiana Dewi sbg Anna Althafunnisa
- Dude Harlino sbg Ustadz Muhammad Ilyas
- Alice Norin sbg Eliana Parmesthi Alam
- Andi Arsyil Rahman sbg M. Furqon Andi Hasan
- Meyda Sefira sbg Ayatul Husna
- Yasmine Wildblood sbg Qanita
- Tsania Marwa sbg Aprillia
- Citra Kirana sbg Vina
- Rahmi Nurulna sbg Lia
- Boy Hamzah sbg Ronal
- Habiburrahman El Shirazy sbg Ustadz Mujab
- Heppy Nurdiansyah sbg Hafez
- Wulandari sbg Erna
- Renny Syahrial sbg Zulfa
- Nabila Chaerunnisa sbg Sarah
- Elma Theana sbg Saraswati (mama aprilia)
- Anwar Fuadi sbg Busro (papa aprilia)
- Cut Yanthi sbg Bu Malyaf (ibu furqon)
- Aspar Paturrusi sbg Pak Andi (ayah furqon)
- Eksanti sbg Bu Nurlalela
- Iga Mawarni sbg Nyai Anshari (ibu qanita)
- Kaharudin Syah sbg Kyai Anshari (ayah qanita)
- Berliana Febrianti sbg Nyai Syihab (bu’lek qanita)
- Rosyid Karim sbg Kyai Syihab (pa’lek qanita)
- Hj. Nani Wijaya sbg (ibu ilyas)
- drg. Fadli sbg (ayah ilyas)
- Johan Jehan sbg H. Samingan
- Uci Bing Slamet sbg Romlah
- Unang sbg Paimo
- Gito Gilas sbg Pak Mahbub
- Merry Mustaf sbg Ibu Vina
- Enche Bagus sbg Paimin
- Ranti sbg Surtini
- Vera Detty sbg Bu Jaiton
- Doddy Elza sbg Paman Eliana
Lagu
Tema : “KETIKA CINTA BERTASBIH”
Penyanyi : “MELLY feat. AMEE”
Pencipta : “ADEN & MELLY”
Penyanyi : “MELLY feat. AMEE”
Pencipta : “ADEN & MELLY”
0 komentar:
Posting Komentar