A. POPULASI
Populasi
adalah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari daan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
objek/subyek dan benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada obyek/subyek yang dipelajarim tetapi meliputi seluruh karakteristik
/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Misalnya
akan melakukan penelitian di kelas X, maka sekolah X ini merupakan populasi.
Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti
populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai
karakteristik orang-orangnya., misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya,
kepemimpinannya, iklim organisasi dan lain-lain, dan juga mempunyai
karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang
kelas, lulusan yang dihasilkam dan lain-lain.
Satu
orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai
berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara
bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpin itu merupakan sampel dari semua
karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Dalam
bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada
pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup di ambil sebagian
darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya
diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.
Dalam
penentuan populasi kita dibantu oleh empat faktor untuk mendefinisikan dengan
tepat (Manase Mallo,1986:150), yaitu:
isi, satuan, cakupan (skop) dan waktu. Contoh: Dalam suatu penelitian mengenai
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Bekasi pada tahun 2002,
penelitian dapat menetapkan populasi penelitiannya sebagai berikut:
1. Semua
PNS (Isi)
2. yang
bukan sebagai tenaga honorer maupun kontrak (Satuan)
3. Di
Kabupaten Bekasi (Cakupan)
4. Pada
tahun 2002 (Waktu)
B. Jenis
populasi
Berdasarkan pengertian yang telah
diuraikan di atas, populasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa aspek:
- Berdasarkan jumlahnya, populasi
dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi tak etrbatas. Populasi
terbatas adalah sumber data yang jelas batasannya secara kuantitatif, sehingga
relatif dapat dihitung jumlahnya. Populasi ini memiliki cirri terbatas. Contoh:
Tiga juta wanita Indonesia pada tahun 1985; dengan karakteristik: mengikuti
program KB. Populasi tak terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan
batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh:
Narapidana di Indonesia, Pengangguran di Indonesia.
- Berdasarkan sifat populasi, dapat
dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Dua jenis ini dapat
dijelaskan bahwa yang dimaksud populasi homogen adalah sumber data yang
unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif. Contoh: Buruh tani penggarap, PNS golongan III A, Dosen
Ilmu Pemerintahan dan lain-lain. Populasi heterogen adalah sumber data yang
unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada umumnya,
populasi yang heterogen terjadi pada penelitian di bidang sosial dan objeknya
manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia. Contoh: Masyarakat Pedesaan
di Kabupaten Garut.
- Berdasarkan pembedaan lain, dapat
dibedakan menjadi populasi target dan populasi survei . Populasi target adalah
merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah penelitian
sebelum penelitian dilakukan. Populasi target ini tidak sepenuhnya dapat
dipenuhi di lapangan. Bisa saja salah satu cirri-ciri populasi yang kita
tentukan tidak kita temukan dalam kenyataannya di lapangan. Sehingga kita hanya
mendasari pada beberapa cirri saja dari populasi yang sudah kita tentukan untuk
kemudian dijadikan populasi penelitian (populasi survei).Dengan demikian dapat
dikatkan bahwa Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian
yang dilakukan.Contoh:
Seseorang ingin mengadakan penelitian tentang sikap terhadap Keluarga Berencana
(KB). Dalam penelitian tersebut ia ingin mendapat informasi dari masyarakat di
suatu Kabupaten (populasi target). Tetapi setelah turun ke lapangan , ia
menemukan kenyataan ada satu kecamatan yang masyarakatnya tidak mau memberikan
jawaban (menolak). Hal ini terjadi mungkin karena masih ada kepercayaan
masyarakat dalam kecamatan tersebut yang tidak menyetujui adanya KB. Kini
populasi penelitiannya yang sudah ditetapkan menjadi berkurang, maka ia hanya
berhasil mengumpulkan informasi dari beberapa kecamatan saja, ini merupakan
populasi survei.
C. TEKNIK
PENARIKAN SAMPEL
Untuk
Penelitian Kuantitatif secara garis besar ada dua teknik sampling, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling. Teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama (Probability sampling) bagi setiap
unsur ( anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi:
- Simple random sampling. Teknik ini mengambil sampel secara acak tanpa memperhatikan strata atau pembagian
dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
- Proportionate Stratified random
sampling,Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Setelah populasi
distratakan secara bermakna, sampel anggota dari setiap strata dapat diambil
dengan menggunakan prosedur seperti dalam pengambilan sampel acak sederhana.
Subyek yang diambil dari tiap strata harus proporsional sesuai jumlah elemen
dalam strata.
- Disproportionate Stratified random
sampling, Teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi yang berstrata tetapi
kurang proporsional. Alasan peneliti memakai teknik ini karena khawatir bahwa
sampel tidak mencerminkan bagaimana seluruh anggota pada tingkatan strata.
Keputusan pengambilan sampel ini dibuat entah ketika suatu atau beberapa strata
terlalu kecil atau terlalu besar, atau ketika terdapat lebih banyak variabilitas
yang ditaksir dalam strata tertentu
-
Disproportionate Stratified random
sampling, Teknik ini mengambil sample dari
cluster atau elemen yang telah tersedia. Hampir sama seperti stratified random
sampling hanya saja dalam teknik ini cluster atau elemennya sudah ada,
sedangkan pada stratified random sampling, elemennya harus ditentukan dahulu.
Oleh karena itu, dibanding dua teknik sebelumnya, teknik ini lebih murah karena
cluster atau elemennyasudahtersedia.
Teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama (Nonprobability
sampling)
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
- Systematic sampling, Teknik pengambilan sample berdasarkan urutan tertentu
secara sistematis dari populasi dengan pengambilan urutan pertama secara acak.
Teknik ini mudah dilakukan daripada simpel random sample dan stratified random
sample, terutama apabila kerangka sample (sample frame) tidak dapat diketahui.
-
Quota
sampling, Teknik untuk menentukan sample dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Pengambilan
sampel kuota memastikan bahwa kelompok tertentu secara mamadai terwakili dalam
penelitian melalui penggunaan kuota. Kouta yang ditentukan bagi setiap bagian
kelompok adalah berdasarkan total jumlah setiap kelompok dalam populasi.
- Purposive sampling,Teknik penentuan sampel berdasarkan tujuan atau
pertimbangan tertentu, misal akan melakukan penelitian tentang kualitas
makanan, maka sample data adalah orang yang ahli makanan. Teknik sample ini
lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.