Proses Pembelajaran Ketika KKN PPL di SMPN 4 Pancarijang |
Dalam proses
belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukan adanya perubahan
dalam gaya mengajar, media yang di gunakan berganti-ganti, dan ada
perubahan dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan
siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk.
A. Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama di tujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah :
1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevasi Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap materi pelajaran yang di berikan sangat dituntut. Sedikit pun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru , karena hal itu akan menyebabkan siswa tidak mengerti akan bahan yabg di berikan guru.
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan. Berbagai faktor memang mempengaruhinya. Misalnya faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi di luar kelas yang di rasakan siswa lebih menrik daripada materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran yang di berikan guru.
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar,karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang Guru jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatau pertemuan kelas. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan didalam diri siswa.Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran.
Karena itu, Guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya,apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
2. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar.Maka dari itu, Guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak didalam diri setiap siswa selama pelajaran berlangsung.
Dalam proses belajar mengajar dikelas, tidak setiap siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi jadi seorang siswa menyenanginya,tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi Guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan . Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,bukanlah masalah bagi Guru. Karena di dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi,yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan Guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini peranan Guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi,yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat,motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
3. Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah
Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa dikelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap seorang Guru. Sikap negatif ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh Guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu ditunjukkan lewat sikap dan perbuatan ketika Guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di kelas.
Kurang senangnya seorang siswa terhadap Guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar Guru yang kurang bervariasi. Gaya mengajar Guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.
Metode mengajar yang dipergunakan itu-itu saja. Misalnya hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar dikelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode lain. Misalnya metode diskusi,resitasi,Tanya jawab, problem solving atau cerita.
Ketika mengajar , guru selalu duduk dengan santainya di kursi, tak pduli bagaimana tingkah laku dan perbuatan anak didik, adalah jalan pengajaran yang cepat membosankan. Guru kurang dapat menguasai keadaan kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut- sudut kelas. Akibatnya jalan pengajaran kurang menguntungkan bagi kedua belah pihak,yaitu guru dan siswa. Guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa.
Guru yang bijaksana adalah guru yang yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa selalu ingin dekat dengan guru. Ketiadaan guru barang sehari disekolah tidak jarang dipertanyakan . siswa merasa rindu untuk selalu dekat disisi guru. Guru seperti itu biasanya karena gaya mengajarnya dan pendekatannnya yang sesuai dengan psikologis siswa.
Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Disela- sela penjelasan selalu diselingi humor dengan pendekatan yang edukatif , jauh dari sikap permusuhan.
A. Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama di tujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah :
1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevasi Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap materi pelajaran yang di berikan sangat dituntut. Sedikit pun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru , karena hal itu akan menyebabkan siswa tidak mengerti akan bahan yabg di berikan guru.
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan. Berbagai faktor memang mempengaruhinya. Misalnya faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi di luar kelas yang di rasakan siswa lebih menrik daripada materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran yang di berikan guru.
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar,karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang Guru jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatau pertemuan kelas. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan didalam diri siswa.Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran.
Karena itu, Guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya,apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
2. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar.Maka dari itu, Guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak didalam diri setiap siswa selama pelajaran berlangsung.
Dalam proses belajar mengajar dikelas, tidak setiap siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi jadi seorang siswa menyenanginya,tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi Guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan . Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,bukanlah masalah bagi Guru. Karena di dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi,yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan Guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini peranan Guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi,yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat,motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
3. Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah
Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa dikelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap seorang Guru. Sikap negatif ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh Guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu ditunjukkan lewat sikap dan perbuatan ketika Guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di kelas.
Kurang senangnya seorang siswa terhadap Guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar Guru yang kurang bervariasi. Gaya mengajar Guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.
Metode mengajar yang dipergunakan itu-itu saja. Misalnya hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar dikelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode lain. Misalnya metode diskusi,resitasi,Tanya jawab, problem solving atau cerita.
Ketika mengajar , guru selalu duduk dengan santainya di kursi, tak pduli bagaimana tingkah laku dan perbuatan anak didik, adalah jalan pengajaran yang cepat membosankan. Guru kurang dapat menguasai keadaan kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut- sudut kelas. Akibatnya jalan pengajaran kurang menguntungkan bagi kedua belah pihak,yaitu guru dan siswa. Guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa.
Guru yang bijaksana adalah guru yang yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa selalu ingin dekat dengan guru. Ketiadaan guru barang sehari disekolah tidak jarang dipertanyakan . siswa merasa rindu untuk selalu dekat disisi guru. Guru seperti itu biasanya karena gaya mengajarnya dan pendekatannnya yang sesuai dengan psikologis siswa.
Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Disela- sela penjelasan selalu diselingi humor dengan pendekatan yang edukatif , jauh dari sikap permusuhan.
4. Memberi Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual
Sebagai seseorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar.
Penguasaan metode mengajar yang di tuntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode,tetapi lebih banyak dari itu. Karena diakui , penguasaan metode mengajar dalam jumlah yang banyak lebih memungkinkan guru untuk melakukan pemilihn metode, mana yang akan dipakai dalam rangka menunjang tugasnya mengajar dikelas. Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media merupakan keterampilan lain yang juga diharuskan bagi seorang guru. Demikian juga penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam mengajar di kelas. Penguasaan dari ketiga keterampilan tersebut( metode, media dan pembelajaran) memudahkan bagi guru melakukan pengembangan variasi mengajar. Tetapi sebaliknya, maka sulitlah bagi guru mengembangkan variasi mengajar untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada disekolah. Fungsinya berguna sebagai alat Bantu pengajaran. Fungsinya sebagai alat peraga. Sebagai sumber belajar adalah sisi lain dari peranannya yang tidak pernah guru lupakan. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan . sangat terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternative yang tersedia untuk melakukan pemilihan. Misalnya , kurangnya buku yang tesedia untuk suatu bidang studi menyebabkan metode mencatat lebih dominant dan sulit bagi guru untuk melakukan pendekatan individual. Kurangnya fasilitas untuk bidang studi IPA( biologi, kimia, atau fisika)menyebabkan kurangnya keampuhan meted demonstrasi atau metode eksperimin. Maka alternatif yang sangat terpaksa guru melakukuan adalah memilih metode ceramah dan meted Tanya jawab atau metode alat kadarnya, ketimbang tidak ada kegiatan sama sekali.
5. Mendorong Anak Didik untuk Belajar
Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar sehingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak didik adalah motivasi instrinsif yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa semua anak didik mempunyai motivasi instrinsik yang sama. Artinya, setiap anak yang hadir didalam kelas selalu membawa motivasi yang berbeda. Perbedaan motivasi itu terlihat dari sikap dan perbuatan mereka ketika menerima materi pelajaran dari guru. Pada satu sisi ada anak didik yang senang menerima materi pelajaran tertentu,tetapi dilain pihak ada juga anak didik yang kurang senang menerima materi pelajaran tertentu. Gejalanya terlihat ada anak didik yang malas mencatat, malas memperhatikan penjelasan guru, dan sebagainya.
Gejala adanya anak didik yang kurang senang menerima pelajaran dari guru tidak harus terjadi, karena hal itu akan menghambat proses belajar mengajar. Disini lah diperlukan peranan guru, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media dan bahan pengajaran, maupun dalam interaksi guru dengan anak didik.
Ketika komponen variasi mengajar sebagaimana disebutkan diatas tentu saja menyeret kegiatan belajar anak didik kedalam berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif. Anak didik bergairah belajar.
B. Prinsip Penggunaan
Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi focus perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang gurupun yang ingin agar siswa tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan menggangu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian siswa tidak mau memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi pelajaran tertentu.
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar dikelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut:
1. dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan ,selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2. menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses blajar mengajar yang utuh tidak rusak, prhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu
3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan di rencanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua yaitu :
a. Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
b. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Demikian pembahasan mengenai prisip-prinsip penggunaan variasi mengajar. Tinggal guru saja yang harus menggunakannya secara tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar mengajar yang tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan belajar mengajar dari segi proses maupun produk.
C. Komponen- komponen variasi Mengajar
Pada uraian terdahulu telah disinggung bahwa komponen-komponen variasi mengajar itu dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu variasi gaa mengajar, variasi ,media dan bahan, serta variasi interaksi. Uraian yang mendalam dari ketiga komponen tersebut adalah berikut ini:
1. Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut dilihat sebagai salah satu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam prose belajar mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan member stimulasi. Variasi dalam gaya mengajar ini adalah sebagai berikut.
a. Variasi suara
Suara guru dapat bervariasi dalam interaksi, nada, volume, dan kecepatan. Gru dapat mendramatiasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian, dan seterusnya.
b. Penekanan (focusing)
Unuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru data menggunakan “penekanan secara verbal” misalnya, “perhatikan baik-baik. Nah ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,dengarkan baik-baik!” Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yng dpat menunjuk dengan jari atau member tanda pada papan tulis.
c. Pemberian waktu
Untuk menarik perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertannyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap.
d. Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.Guru dapat membntu anak didik dengan menggunakan matanya manyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian anak didik.
e. Gerakan anggota badan (gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.
Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
f. Pindah posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru. Perpindahan posisi dapat di lakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara anak didik dari belakang ke samping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam perubahan posisiialah harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar mandir. Guru yang kaku adalah tidak menarik dan menjemukan, dan bila variasi dilakukan secara berlebihan adalah mengganggu.
2. Variasi media dan Bahan ajaran
Tiap anak didik mempunyai kemampuan indera yangtidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak dan senang membac, ada yang lebih senang mendengarkan dulu baru membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan media yang dimiliki tiap anak didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, di lanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat member stimulasi terhadap indra anak didik.
Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaiti media pandangan, media dengar, dan media taktil. Bila guru dalam penggunaan media bervariasi dari satu ke yang lain, atau variasi bahan ajaran dalam satu komponen media, akan banyak sekali memerlukan penyesuaian indra anak didik., membuat perhatian anak didik menjadi lebih tinggi., member motivasi belajar, mendorong berpikir, dan meningkatkan kemampuan belajar. Guna memudahkan pemahaman media pandang, media dengar dan media taktil ini dapat diikuti uraian berikut:
a. Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seprti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, tv, radio, recorder, ganbar grafik, model, demonstrasi,dan lain lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat alat tersebut akan memiliki keuntungan:
1. Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang kurang bermafaat.
2. Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi.
3. Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik.
4. Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seprtihalnya dalam film.
5. Member pengalaman yang tidak mudah di capai oleh alat lain.
6. Member frekuesi kerja, lebih dalam, dan vriasi belajar.
b. Varasi media dengar
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar dikelas suar dguru adalah alat utama dalam komunikasi., dan ini telah pernah di singgung. Varasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar.
Yang dapat dipakai untuk itu di antaranya ialah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara rekaman music, rekaman drama, wawancara, bahkan rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c. Variasi media taktil
Komponen terakhir dari ketermpilan menggukan variasi media dan bahan ajaran adalah penggunaan edia yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memnipulasi benda atau bahan ajara. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan dan pembuatan model yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil” ataupun kelomok kecil. Cnth: Dalam bidang studi sejarah dapat membuat maket desa Zaman Majapahit; dalam bidang studi geografi dapat membuat model lapisan tanah; mengumpulkan berbagai jenis mata uang loga contoh untuk bidang studi ekonomi.
3.Variasi Iteraksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangn yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
a. Anak didik berkerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi leh guru, di mana guru berbicara kepada anak didik.
Di anatara kedua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui mengajukan beberapa.
Pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat saling tukar menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
Bila guru yang berbicara, dapat melalui beberapa kategori: flling persetujuan, penghargaan atau peningkatan, mengguanakan pendapat anak didik, bertanya, ceramah, member petunjuk, dan mengkritik. Sebaliknya, anak didik dapat berbicara melalui pemberian respons dan pengambilan prakarsa. Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga di varasi sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat diajukan keseluruh kelas atau di tujukan kepada anak didik individual. Bila dilihat dari sudut kegiatan anak didik, maka dapat berbentuk: mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi kelompok, membaca secara keras atau pelan, melihat film,bekrja di laboratorium, baik bahasa maupun alam, bekerja tau belajar bebas, atau juga dpt menciptakan kegiatan sendiri.
Akhirnya, dipertegas kembali bahwa variasi mengjar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti vriasi gaya mengajar,variasi media dan bahan ajaran, dan variasi interaksi, mutlak dikuasai oleh guru guna menggirahkan belajar anak didik dalam waktu yang reltif lama dalam suatu pertemuan kelas
Your Affiliate Money Making Machine is ready -
BalasHapusAnd making profit with it is as easy as 1...2...3!
Here are the steps to make it work...
STEP 1. Tell the system which affiliate products you want to promote
STEP 2. Add some push button traffic (it LITERALLY takes JUST 2 minutes)
STEP 3. See how the affiliate system explode your list and up-sell your affiliate products all on it's own!
Do you want to start making money???
Get the full details here
Did you realize there is a 12 word sentence you can tell your partner... that will trigger intense feelings of love and impulsive appeal to you buried inside his heart?
BalasHapusBecause hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, cherish and guard you with his entire heart...
=====> 12 Words Will Trigger A Man's Desire Response
This instinct is so built-in to a man's genetics that it will make him work harder than ever before to love and admire you.
Matter of fact, triggering this influential instinct is so essential to achieving the best ever relationship with your man that the moment you send your man one of the "Secret Signals"...
...You'll instantly notice him expose his heart and mind for you in a way he's never expressed before and he'll perceive you as the only woman in the world who has ever truly interested him.