Berita Terbaru :

Selasa, 16 April 2013

MASALAH ILMU PENGETAHUAN



MASALAH ILMU PENGETAHUAN
A.      ARTI ILMU PENGETAHUAN
Dalam “ilmu pengetahuan” terdapat 2 kata yaitu “ilmu” dan “pengetahuan”. Keduanya memiliki arti tersendiri dan berbeda atau biasa disebut “science dan knowledge”. Knowledge (pengetahuan) mempunyai cakupan lebih luas dan umum sedangkan science(ilmu) mempunyai cakupan yang lebih sempit dan khusus dalam arti metodis, sistematis, dan ilmiah.
Dari beberapa pengertian tersebut, nama yang lebih tepat “ilmu pengetahuan” daripada “ilmu”. Jika dipilih sebagai nama, dikhawatirkan bisa terjebaj pada batasan-batasan yang bersifat fisis, khusus, konkret, parsial dan karena itu praktis, pragmatis dan positivistis. Padahal realitas sebagai objek yang harus diketahui adalah tidak hanya terbatas pada hal-hal yang demikian itu. Disamping batasan fisis, realitas juga terkandung di dalamnya sisi-sisi yang non-fisis, spiritus dan kualitatif. Kecuali itu, di dalam diri relitas (objek) terkandung dua bagian yaitu :
a.       Yang fisis, yang dapat dikenal melalui penginderaan dan logika
b.      Yang spiritual, yang hanya bisa dikenal melalui daya-daya intuisi dan supra rasional
Dibalik istilah “ilmu pengetahuan” terkandung dua hal yang sama pentingnya bagi hidup dan kehidupan manusia. Ilmu membentuk daya intelegensia yang melahirkan adanya skill atau keterampilan, yang bisa mengkonsumsi masalah-masalah atau kebutuhan keseharian (termasuk tujuan langsung). Sedangkan pengetahuan membentuk daya moralitas keilmuan, yang kemudian melahirkan tingkah laku dan perbuatan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang tercakup di dalam tujuan akhir kehidupan manusia. Dengan nama ilmu pengetahuan diharapkan dapat membuka pandangan dan wawasan yang luas, dalam arti tidak terbatas hanya kepada objek-objek yang ada diluar diri manusia yaitu kenyataan objektif, atau hal-hal yang bersifat empiric dan positif saja. Sehingga dengan demikian dapat diharapkan terbentuk suatu kesadaran dan sikap ilmiah(science attitude).
Ada beberapa point yang bersama-sama menentukan bagi adanya ilmu pengetahuan yaitu adanya objek, metode, sistem, dan kebenaran.
B.      OBJEK ILMU PENGETAHUAN
Terlebih dahulu kita harus memahami pengertian objek itu sendiri. Objek adalah sasaran pokok atau tujuan penyelidikan keilmuan. Pada umumnya persoalan mengenai objek, dikenal ada dua jenis yaitu objek materi dan objek forma.
Objek materi adalah sasaran pokok penyelidikan berupa materi atau materi yang dihadirkan dalam suatu pemikiran atau penelitian. Suatu objek materi baik yang non material sebenarnya merupakan suatu substansi yang tidak begitu mudah untuk diketahui. Karena didalamnya terkandung segi-segi yang secara kualitatif bertingkat-tingkat dari yang konkret sampai ke tingkat abstrak. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar dan pasti mengenai suatu objek, dengan memepertimbangkan keterbatasan kemampuan akal pikiran manusia, maka perlu dilakukan pembatasan-pembatasan. Selanjutnya deskripsi tentang objek forma inilah yang kemudian akan menjelaskan pentingnya arti, posisi dan fungsi objek di dalam ilmu pengetahuan. Dengan penentuan suatu objek forma, maka kajian ilmu pengetahuan mengenai objek materinya menjadi berjenis, bersifat dan berebentuk khusus, jelas dan konkret (real). Ilmu pengetahuan menurut objek formanya cenderung berbeda-beda dan berjenis-jenis, bentuk dan sifatnya. Ada yang karena kajian materinya berupa hal-hal yang fisis kebendaan dan ditinjau dari segi pandang (view point) yang kuantitatif, maka lalu tergolong ke dalam ilmu pengetahuan fisika atau yang sering dikenal sebagai ilmu pengetahuan alam. Objek forma mempunyai kedudukan dan peranan yang mutlak menentukan suatu pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan.
C.      METODE ILMU PENGETAHUAN
Metode adalah cara-cara penyelidikan bersifat keilmuan, yang sering disebut metode ilmiah (science methods). Metode ini perlu, agar tujuan keilmuan yang berupa kebenaran objektif dan dapat dibuktikan bisa tercapai. Dengan metode ilmiah, kedudukan pengetahuan berubah menjadi ilmu pengtahuan, menjadi lebih khusus dan dan terbatas lingupan studinya.
Untuk lebih jelasnya metode adalah suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah, yang dipakai oleh suatu disiplin untuk mencapai suatu tujuan. Jadi dapat dikatakan sebagai cara kerja ilmiah. Sedangkan metodologi adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode-metode, aturan-aturan yang harus di pakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Jika dibandingkan antara metode dan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus. Metode ilmiah yang dipergunakan mempunyai latar belakang yaitu pengetahuan. Adapun keterkaitannya yaitu bersifat kausalistik, yaitu bahwa jenis, bentuk dan sifat ruang lingkup dan tujuan penyelidikan menentukan jenis, bentuk dan sifat metode.
Dengan adanya latar belakang yang demikian itu, maka metode ilmiah juga cenderung bermacam-macam, tergantung kepada watak bahan atau problem yang diselidiki. Diantara beberapa jenis metode, metode observasi adalah yang paling sedikit dipakai oleh jenis ilmu pengetahuan apapun. Observasi, tentu saja yang dimaksud adalah yang bersifat ilmiah. Sehubungan Dengan metode observasi, pengamatan yang tepat dan objektif adalah mutlak dalm ilmu pengetahuan.
Selanjutnya mengenai metode trial and error. Metode ini sering dipakai sebagai dasar penyusunan hipotesis. Karena sifatnya yang universal, metode ini kurang dipergunakan secara populer oleh para ilmuan dalam kegiatan penelitian.
Agar  pengamatan menjadi semakin teliti dan menjamin kebutuhan akan objektivitas, maka metode eksperimen berperan penting. Metode ini sering dipakai dalam sains. Misalnya untuk meningkatkan produksi daging, mengganti factor makanan jenis lain sementara factor-faktor lain dibiarkan tetap. Metode statistik, dewasa ini lazim dipergunakan di dalam ilmu pengetahuan pada umumnya. Dengan metode statistik, akan memperkuat daya prediksi, bisa menjelaskan sebab akibat terjadinya sesuatu, dapat menggambarkan suatu caontoh fenomena dan sebagainya.
Dalam metode sampling, hal yang penting didalamnya adalah bagaimana menentukan suatu contoh yang tepat, sehingga dapat mewakili keseluruhan. Persoalannya adalah pada objek yang sifatnya homogeny rupanya sampel dipilih secara acak pun (random) cukup memberikan akurasi hasil. Tetapi pada objek yang heterogen, maka peneliti harus hati-hati.
Metode ilmiah juga memiliki keterbatasan yaitu pada hal-hal yang empirik (dapat dialami) inderawi, karena itu hanya berlaku pada bidang-bidang yang fisis dan kuantitatif saja. Masalah keterbatasan metode ilmiah yang demikian itu adalah wajar, sebagai konsekuensi logis dari sudut pandang (objek forma), ruang lingkup dan tujuan ilmu pengetahuan.

Baca juga tulisan menarik lainnya

0 komentar:

Posting Komentar