BAB VI
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA PENELITIN KUALITATIF
Setelah
Mahasiswa mengikuti perkuliahan diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian serta kelebihan dan
kekurangan metode pengumpulan data Observasi
2. Menjelaskan pengertian serta kelebihan dan
kekurangan metode pengumpulan data Sample (sampling)
3. Menjelaskan pengertian serta kelebihan dan
kekurangan metode pengumpulan data Teknik
Wawancara
4. Menjelaskan pengertian serta kelebihan dan
kekurangan metode pengumpulan data Focus Group Discussion (FGD)
|
A.
OBSERVASI
Istilah
observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu,
baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam
konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi yang berarti pengamatan
bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh
pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi /
keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki
secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya
terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Observasi juga merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa
penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan
beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi
tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
1.
Observasi partisipasi adalah
(participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian
informan.
2.
Observasi tidak terstruktur ialah
pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga
peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di
lapangan.
3.
Observasi kelompok ialah pengamatan yang
dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
menjadi objek penelitian
Istilah
observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu,
baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam
konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi
yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah,
sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian
terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah
observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena
yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya
tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire
dan tes.
Tujuan Observasi
Pada
dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam
kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi
harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang
tidak relevan.
Observasi
perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1.
Memungkinan untuk mengukur banyak
perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang
lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2.
Prosedur Testing Formal seringkali tidak
ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering
observasi menjadi metode pengukur utama.
3.
Observasi dirasakan lebih mudah daripada
cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan
informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan
memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.
Tujuan
observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1.
Untuk keperluan asesmen awal dilakukan
di luar ruang konseling, misalnya: ruang tunggu, halaman, kelas, ruang bermain.
2.
Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan
klien. Dari beberapa kali pertemuan psikolog akan mengetahui kemajuan yang
dicapai klien.
3.
Bagi anak-anak, untuk mengetahui
perkembangan anak-anak pada tahap tertentu.
4.
Digunakan dalam memberi laporan pada
orangtua, guru, dokter, dan lain-lain.
5.
Sebagai informasi status anak/remaja di
sekolah untuk keperluan bimbingan dan konseling.
Teknik
Observasi
Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang
masing-masing umumnya cocok untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu:
1. Observasi Partisipan
Suatu observasi disebut
observasi partisipan jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut
ambil bagian dalam perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan
umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk
menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa
karena pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi
secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya
secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.
Beberapa
persoalan pokok yang perlu mendapat perhatian yang cukup dan seorang
participant observer adalah sebagai berikut:
a. Metode
Observasi
Persoalan
tentang metode observasi sama sekali tidak dapat dilepaskan dari scope dan
tujuan penelitian yang hendak diselenggarakan. Observer perlu memusatkan
perhatiannya pada apa yang sudah diterangkan dalam pedoman observasi
(observation guide) dan tidak terlalu insidental dalam observasi-observasinya.
b. Waktu
dan Bentuk Pencatatan
Masalah
kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan adalah masalah yang penting dalam
observasi partisipan. Sudah dapat dipastikan bahwa pencatatan dengan segera
terhadap kejadian-kejadian dalam situasi interaksi merupakan hal yang terbaik.
Pencatatan
on the spot akan mencegah pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan. Jika
pencatatan on the spot tidak dapat dilakukan, sedangkan kelangsungan situasi
cukup lama, maka perlu dijalankan pencatatan dengan kata-kata kunci. Akan
tetapi pencatatan semacam ini pun harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak
menarik perhatian dan tidak menimbulkan kecurigaan. Pencatatan dapat dilakukan,
misalnya pada kertas-kertas kecil atau pada kertas apa pun yang kelihatannya
tidak berarti.
c. Intensi
dan Ekstensi Partisipasi
Seacara
garis besar, partisipasi tidaklah sama untuk semua penelitian dengan observasi
partisipan ini. Peneliti dapat mengambil partisipasi hanya pada beberapa
kegiatan sosial (partial participation), dan dapat juga pada semua
kegiatan(full particiration). Dan, dalam tiap kegiatan itu penyelidik dapat
turut serta sedalam-dalamnya (intensive participation) atau secara minimal
(surface participation). Hal ini tergantung kepada situasi.
Dalam
observasi partisipan, observer berperan ganda yaitu sebagai pengamat sekaligus
menjadi bagian dan yang diamati. Sedangkan dalam observasi nonpartisipan,
observer hanya memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian peneliti terfokus
pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, dan mencatat tingkah
laku atau fenomena yang diteliti. Observasi nonpartisipan dapat bersifat
tertutup, dalam arti tidak diketahui oleh subjek yang diteliti, ataupun terbuka
yakni diketahui oleb subjek yang diteliti.
2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik
biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri
pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah
di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor
dalam kategori-kategori itu.
a. Materi
Observasi
Isi
dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn observasi sistematik umumnya
lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian desicriptif, peneliti
berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus. Wilayah atau scope
observasinya sendiri dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian,
bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang
umumnya digunakan dalam penelitian eksploratif.
Perumusan-perurnusan
masalah yang hendak diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara
pengikut, kerjasama dan persaingan, prestasi be1aar, dan sebagainya. Dengan
begitu kebebasan untuk memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini
dijadikan ciri yang membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.
b. Cara-Cara
Pencatatan
Persoalan-persoalan
yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau
reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula. Ketelitian yang tinggi pada
prosedur observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk
mengadakan “kuantifikasi” terhadap hasil-hasil penyelidikannya. Jenis-jenis
gejala atau tingkah laku tertentu yang timbul dapat dihitung dan ditabulasikan.
Ini nanti akan sangat memudahkan pekerjaan analisis hasil.
3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat
dilakukan dalam lingkup alamiah/natural ataupun dalam lingkup experimental.
Dalam observasi alamiah observer rnengamati kejadian-kejadian,
peristiwa-peristiwa dan perilaku-perilaku observe dalam lingkup natural, yaitu
kejadian, peristiwa, atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk menguntrol.
Observasi
eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk
menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia.
Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah
dikontrol secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati
bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku.
Ciri-ciri penting dan observasi
eksperimental adalah sebagai berikut :
·
Observer dihadapkan pada situasi
perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
·
Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk
memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee.
·
Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga
observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi.
·
Observer, atau alat pencatat, membuat
catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi
reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.
B. TEKNIK WAWANCARA
a. Pengertian wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut
dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak
langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985).
Wawancara adalah salah satu metode untuk
dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan hubungan secara
langsung dengan informan/face to face relation(Bima Walgito, 1987).
Wawancara adalah alat untuk memperoleh data
atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan (Dewa Ktut Sukardi,
1983). Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data
informasi dari murid secara lisan. Dengan tujuan mendapatkan data yang
diperlukan untuk bimbingan (W.S.Winkel, 1995)
b. Kelebihan dan kekurangan teknik
wawancara
Kelebihan
·
Flexibility.
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang
dihadapi pada saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka
dapat melakukan “probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi
tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu
pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat
menundanya.
·
Nonverbal
Behavior. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa
suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan
dijawab oleh responden.
·
Question
Order. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat
memahami maksud penelitian secara baik, sehingga responden dapat menjawab
pertanyaan dengan baik.
·
Respondent
alone can answer. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh
responden yang telah ditetapkan.
·
Greater
complexity of questionnaire. Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah
dijawab oleh responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit
dan mendetail.
·
Completeness.
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.
Kelemahan
:
·
Mengadakan
wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan
juga mungkin biaya.
·
Interview
Bias. Walau dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan
dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin,
etnik, status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden
dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban.
·
Keberhasilan
wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan
hubungan antar manusia (human relation).
·
Wawancara
tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di
lokasi-lokasi ribut dan ramai.
·
Sangat
tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek
wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.
·
Jangkauan
responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya
yang relatif yang lebih mahal.
c. Hal-hal yang tidak boleh dan boleh
dilakukan dalam wawancara
Hal-hal yang harus dilakukan seorang
pewawancara adalah mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat.
Kadang-kadang ia seperti seorang penginterogasi, kadang-kadang secara tajam ia
menyerang dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang yang diwawancarai,
kadang-kadang ia mengklarifikasi, kadang-kadang pula ia seperti pasif atau
menjadi pendengar yang baik. Suksesnya suatu wawancara tergantung pada
kemampuan melakukan kombinasi berbagai keterampilan sesuai dengan tuntutan
situasi dan orang yang diwawancarai.
Dalam proses wawancara si pewawancara
harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi. Pewawancara
memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa tubuh orang yang diwawancarai,
sambil berusaha menciptakan suasana santai yakni suasana yang konduksif bagi
berlangsungnya wawancara. Dalam prakteknya, berbagai pikiran muncul dibenak si
pewawancara ketika wawancara sedang berlangsung. Seperti : Apa yang harus saya
tanyakan lagi? Bagaimana nada bicara orang yang diwawancarai ini? Dari gerak
tubuh dan nada suaranya, apakah ia terlihat bicara jujur atau mencoba
menyembunyikan sesuatu?
d. Kesimpulan
Wawancara adalah teknik pengambilan data
melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden. Wawancara
biasanya dilakukan jika peneliti bermaksud melakukan analisis kualitatif atas
penelitiannya.
C. TEKNIK
PENGUMPULAN SAMPEL (SAMPLING)
1. Pengertian pengumpulan sampel
Sampling adalah “…the process of choosing
a representative portion of a population. If contrasts especially with the
process of complete enumeration, in which every member of the defined
population is included…” (Cristina P. Parel et.al. : 1973).
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
2. Kebaikan dan kejelekan sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita
menggunakan sampel yaitu:
a.
Penelitian
sampel dapat dilakukan lebih cepat dan lebih murah. Karena sampel itu lebih
kecil dari seluruh populasi maka pengumpulan dan pengolahan data dilakukan
lebih cepat. Selanjutnya karena sample hanya merupakan bagian saja dari populasi
maka biaya pengumpulan informasi menjadi lebih rendah.
b.
Penelitian
sampel dapat menghasilkan informasi yang lebih komprehensif. Sebuah sampel yang
kecil dapat diselidiki secara lebih teliti dan lebih mendalam, sedangkan untuk
suatu populasi yang besar, biaya penyelidikannya akan tidak terbayar.
c.
Penelitian
sampel lebih akurat. Suatu kelompok kecil peneliti dengan keterampilan tinggi
akan melakukan lebih sedikit kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data
daripada kesalahan yang akan dilakukan oleh suatu kelompok yang besar.
d.
Oleh
karena penghematan yang diperoleh dalam waktu dan biaya maka dengan penelitian
sampel dimungkinkan untuk menyedikan populasi yang lebih besar dan lebih
bervariasi daripada yang dapat dilakukan dalam waktu dan dengan biaya yang
sama, apabila yang dikerjakan itu adalah enumerasi lengkap (Ronny Haditijo
Soemantro, 1985: 42).
Kekurangan
dari pengumpulan data berdasarkan teknik sampel adalah kurang hasil yang kurang
akurat karena kemungkinan terpilihnya item-item yang tidak mewakili dari
populasi yang diteliti karena pengumpulan sampel sacara random.
3. Teknik-teknik pengumpulan sampel
a.
Sampel
random atau sample acak, sampel campur
Teknik
sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya,
peneliti “mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek
dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada
setiap subyek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.
Oleh karena hak setiap subyek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan
ingin mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
b.
Sampel
berstrata atau stratified sample
Apabila
peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau
strata, maka pengambilan sample tidak boleh dilakukan secara random. Adanya
strata, tidak boleh diabaikan, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel.
c.
Sampel
wilayah atau area probability sample
Seperti
halnya pada sampel berstrata dilakukan apabila ada perbedaan antara strata yang
satu dengan strata lain, maka kita lakukan sampel wilayah apabila ada perbedaan
ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
d.
Sampel
proporsi atau proportional sample, atau sample imbangan
Teknik
pengambilan sample proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk
menyempurnakan penggunakan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Ada
kalanya banyaknya subyek yang terdapat pada setiap strata atau setiap wilayah
tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representative,
pengambilan subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang
atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah.
e.
Sampel
bertujuan atau purposive sample
Sampel
bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata,
random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini
biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya karena alasan
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa
menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi:
1.
Pengambilan
sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik
tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2.
Subyek
yang diambil sebagai sample benar-benar merupakan subyek yang paling banyak
mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subyectis).
3.
Penentuan
karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
f.
Sampel
kuota atau quota sample
Teknik
sampling ini juga dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah,
tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan
data, peneliti menghubungi subyek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi,
tanpa menghiraukan dari mana asal subyek tersebut (asal masih dalam populasi).
Biasanya yang dihubungi adalah subyek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan
datanya mudah. Yang penting diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah
(quotum) yang telah ditetapkan.
g.
Sampel
kelompok atau cluster sample
Di
masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau
strata. Dalam membicarakan masalah persekolahan, kita jumpai adanya kelompok
sekolah SD, SLTP, SLTA. Kelompok-kelompok tersebut dapat dipandang sebagai
tingkatan atau strata.
Demikian
pula kelompok pegawai negeri, anggota ABRI, pedagang, petani, nelayan, dan
sebagainya, kita tidak dapat memandanginya sebagai strata, tetapi kelompok.
Inilah yang disebut cluster. Di dalam menentukan jenis cluster atau kelompok
harus dipertimbangkan dengan masak-masak apa ciri-ciri yang ada.
h.
Sampel
kembar atau double sample
Sampel
kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan
tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel
pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel
pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua
yang untuk mengecek, jumlahnya tidak begitu besar (Prof. Dr. Suharsini
Arikunto, 2006: 133-142).
D.
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Selain wawancara juga dikenal Focus Group Discussion
(FGD) merupakan metode penelitian di mana peneliti memilih orang-orang yang
dianggap mewakili sejumlah publik yang berbeda. Misalnya, seorang Public
Relations (PR) perusahaan ingin mengetahui opini publik tentang kebijakan
baru perusahaan, PR bisa memilih orang yang dianggap mewakili karyawan,
pimpinan dan lainnya. Mereka semua dikumpulkan dalam sebuah ruang diskusi yang
dipimpin seorang moderator.
Di forum diskusi inilah moderator mengeksplorasi opini dan
pandangan-pandangan responden tentang kebijakan perusahaan. Dari sini kemudian
moderator memiliki peran penting bagi suksesnya diskusi. Peneliti dapat
bertindak sebagai moderator atau mempercayakan kepada orang lain. Seorang
moderator harus mempunyai kemampuan dalam penguasaan teknik wawancara, menjaga
agar aliran diskusi terus berjalan, dan mampu bertindak sebagai wasit atau
bahkan sebagai pembela yang menentang apa yang dianggap baik (devil’s
advocate). Selama proses diskusi akan lebih baik dilengkapi alat-alat
perekam, sehingga membantu peneliti dalam analisis data. (Hariwijaya 2007:
72-73).
FGD memungkinkan peneliti mendapatkan data yang lengkap dari
informan yang biasanya dijadikan landasan suatu program (pilot study).
Pelaksanaan FGD juga relatif cepat, yang terlama adalah waktu rekruitmen
informan. FGD juga memungkinkan peneliti lebih fleksibel dalam menentukan
desain pertanyaan, sehingga bebas bertanya kepada informan sesuai dengan tujuan
penelitian. Namun FGD relatif membutuhkan biaya yang cukup besar, bahkan dalam
beberapa kasus, para informan mendapat selain konsumsi juga ‘uang lelah’ karena
telah mengikuti diskusi.
Secara garis besar Focus Group Discussion (FGD), bersifat
lebih lebar dari wawancara. Jika wawancara menitikberatkan pada pengajuan
pertanyaan kepada narasumber atau responden, maka dalam FGD, tidak terdapat
pengajuan pertanyaan secara spesifik, namun lebih pada upaya mendengarkan
keterangan dari berbagai sumber yang kemudian dirumuskan menjadi suatu data
tertentu. Dalam kasus ini peneliti berusaha mengumpulkan data mengenai suatu
Topik tertentu dari banyak pihak yang memiliki informasi mengenai Topik
tersebut. Masing-masing pihak kemudian mengemukakan pendapat, persepsi dan
pemikirannya masing-masing mengenai Topik tersebut dalam suatu diskusi, dimana
peneliti menjadi pendengar yang bertugas mengamati dan memfasilitasi jalannya
diskusi. Dari diskusi tersebut kemudian dihasilkan suatu pendapat akhir yang
mewakili pendapat utama dari masing-masing pihak. Pendapat akhir inilah yang
kemudian menjadi data yang lalu dikumpulkan oleh peneliti. Tentu saja dalam
FGD, terdapat tingkatan persepsi dan kebiasan tertentu, sesuai dengan pemikiran
masing-masing pihak. Namun dari hal ini didapatkan suatu data yang lebih
bersifat deskriptif dan menyeluruh.
FGD adalah suatu metode kualitatif. Tujuannya adalah untuk
memperoleh informasi mendalam pada konsep, persepsi dan gagasan untuk suatu
kelompok FGD mengarahkan untuk menjadi lebih dari suatu pertanyaan-pertanyaan
interaksi jawaban. Ini merupakan suatu diskusi kelompok antara 6 sampai 12
orang yang dipandu oleh seorang fasilitator dan co-fasilitator..
Kegunaan FGD antara lain untuk :
- Riset fokus dan pengembangan penelitian hipotesis yang relevan dengan menyelidiki kedalaman lebih besar pada masalah yang akan diselidiki dan penyebab yang mungkin terjadi.
- Merumuskan pertanyaan secara terstruktur, skala yang lebih besar untuk survey.
- Memberikan bantuan untuk memahami dan memecahkan permasalahan yang tak terduga.
- Mengembangkan pesan sesuai program pendidikan kesehatan dan kemudian mengevaluasi pesan agar lebih jelas.
- Menyelidiki topik yang pro dan kontra.
Cara
mementukan kelompok diskusi:
- Menentukan Tujuan.
- mempertimbangkan peserta (criteria), situasi, dan lain-lain.
- Situasi analisis
- Mempertimbangkan pertimbangan ketika menyiapkan FGD.
- Memakai metode yang cocok
- Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan ini ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan antara lain :
1. Merumuskan pertanyaan
2. Identifikasi dan melatih assessor
3. Melakukan Pre-test
4. Merekrut peserta
5. Membuat peraturan
6. Membuat Jadwal
7. Perkenalan
8. Menjelaskan tujuan FGD
9. Memberikan waktu untuk berpikir
10. Mengatur setting
11. Diskusi dimulai dari topik yang
paling ringan
12. Merekam setiap kejadian
13. Menyiapkan data dan analisis
14. Membuat laporan.
Dalam pelaksanaan sesi ada yang berperan
sebagai fasilitator atau moderator untuk fokus kelompok diskusi yang bertindak
sebagai perekam. Fungsi fasilitator adalah bertindak sebagai suatu ahli atas
topik tertentu. Perannya adalah untuk merangsang dan mendukung diskusi.
Tugasnya meliput memberikan petunjuk dan memberikan dorongan pada saat diskusi
berlangsung.
FGD merupakan proses interaktif. FGD dapat
digunakan sebagai alat yang kuat dalam sebuah penelitian yang menyediakan
informasi secara spontan yang berharga dalam jangka waktu yang singkat dan
relatif cepat. FGD merupakan salah satu metode kualitatif dan alat tunggal yang
dapat menambah keuntungan misalnya dalam penelitian atau yang lain. Dalam
kelompok diskusi, orang-orang cenderung memusatkan pendapatnya berdasarkan pada
norma sosial. Akan tetapi pendapat-pendapat itu sebaiknya dibahas dengan ketua
dan informan penting dalam FGD melalui wawancara.
Namun
FGD memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
- FGD tidak dapat digunakan untuk tujuan kuantitatif, misalnya tes hipotesis atau penemuan-penemuan umum untuk lingkup yang luas, yang memerlukan penelitian-penelitian yang lebih teliti dan rumit.
- Dalam permasalahan sebuah topic yang sangat sensitive anggota kelompok dapat ragu-ragu dalam mengungkapkan perasaanya dan pengalamannya secara bebas. Misalnya perilaku seksual atau HIV AIDS yang dialaminya.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini
dengan tepat dan benar!
1.
Jelaskan pengertian serta kelebihan dan kekurangan
metode pengumpulan data Observasi?
2.
Jelaskan pengertian serta kelebihan dan kekurangan metode
pengumpulan data Sample (sampling)?
3.
Jelaskan pengertian serta kelebihan dan kekurangan metode
pengumpulan data Teknik Wawancara ?
4.
Jelaskan pengertian serta kelebihan dan kekurangan metode
pengumpulan data Focus Group Discussion (FGD) ?
5.
Identifikasilah 1 contoh
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian Kualitatif ?
Sumber:
Rahayu, Iin Tri, S.Psi dan Ardani, Tristiadi Ardi,
S.Psi, M.Si. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia.
Byrne, M. 2001. Interviewing
as a data collection method. Association of Operating Room Nurses.
AORN JournalCreswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Group
Miles, M. B dan Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: Sage
Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
nice share gan
BalasHapusUntung dapat informasi dari blog ini jadi saya beruntung dapat mengetahui cara mengumpulkan data kualitatif dengan observasi
BalasHapus